Ilmuwan Peringatkan Virus Corona Dapat Bertahan pada Daging Sapi, Ayam dan Ikan Beku Selama 21 Hari

- 23 Agustus 2020, 21:00 WIB
ILUSTRASI perusahaan eksportir daging.*
ILUSTRASI perusahaan eksportir daging.* //AFP

PR TASIKMALAYA - Para ilmuwan telah memperingatkan virus corona dapat bertahan hidup pada daging sapi, ayam, dan ikan beku selama 21 hari.

Dalam sebuah penelitian, irisan salmon, ayam, dan babi dari supermarket Singapura ternyata mengandung virus.

Mereka kemudian disimpan antara 4 derajat Celsius dan minus 20 derajat Celsius.

Baca Juga: Si Jago Merah Begitu Ganas Bakar Kantor Kejagung, Api Mulai Padam Kurang Lebih dalam Waktu 10 Jam

Setelah 21 hari, virus corona masih menempel pada sampel daging dan ikan.

"Penjelasan diperlukan untuk kemunculan kembali wabah Covid-19 di daerah dengan pemberantasan lokal yang jelas," ujar penelitian tersebut.

Wabah baru-baru ini telah muncul di Vietnam, Selandia Baru dan sebagian Tiogkok di mana tidak ada kasus selama beberapa bulan.

Ia juga menyatakan bahwa makanan dan kemasan makanan yang terkontaminasi adalah sumber yang cocok untuk wabah bersarang.

Baca Juga: Selidiki Penyok Besar pada Medan Magnet Bumi, NASA Peringatkan Kemungkinan Temuan Jadi Bencana Alam

 

Ia juga menemukan tempat pendingin makanan bisa jadi menyimpan virus.

"Pasar makanan internasional sangat besar dan bahkan peristiwa yang sangat tidak mungkin diharapkan terjadi dari waktu ke waktu", menurut penelitian, dikutip dari sitsu Daily Star. 

Prof James Wood, kepala departemen Kedokteran Hewan di University of Cambridge, mengatakan bahwa para penulis mendiskusikan, dengan sangat bijaksana, betapa pentingnya pekerja pabrik harus diberi keringanan untuk tidak pergi bekerja memiliki gejala Covid-19.

Baca Juga: Lagu 'Dynamite' Melejit, Boyband Korea Selatan BTS Capai Sejarah Rekor di Spotify hingga di Youtube

Dokter minggu ini memperingatkan bahwa regulasi yang buruk dari tes antibodi dapat membahayakan masyarakat.

Tes yang dapat menunjukkan apakah seseorang telah tertular virus corona, kini tengah marak disediakan secara online.

Dokter telah memperingatkan bahwa regulasi yang buruk dari tes antibodi dapat membahayakan masyarakat.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Daily Star


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah