PR TASIKMALAYA - Baru-baru ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerbitkan siaran pers terkait penanggalan waktu awal Rajab 1443 Hijriah.
Pada siaran pers tersebut, PBNU mengumumkan bahwa awal bulan Rajab 1443 H jatuh pada Hari Kamis Kliwon, bertepatan dengan 3 Februari 2022.
Diketahui, penetapan awal Rajab 1443 H itu didasarkan pada laporan hasil rukyatul hilal bil fi'li.
Penanggalan awal Rajab 1443 H tersebut dilaksanakan oleh tim perukyah PBNU.
Baca Juga: Satpam HUT ke-41, Seragam Baru Warna Krem Dikenalkan Polri Pagi Ini
Kemudian, Wakil Ketua Umum PBNU Bidang Keagamaan dan Hubungan Lembaga KH Zulfa Mustofa, menjelaskan terkait lokasi rukyatul hilal bil fi'li.
"Dari 22 titik lokasi rukyatul hilal bil fi'li yang tersebar di delapan provinsi," kata Zulfa Mustofa yang dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari siaran pers PBNU pada Rabu, 2 Februari 2022.
Sementara itu, dirinya menuturkan bahwa pada berbagai lokasi tersebut, tidak berhasil melihat hilal.
"Tidak satu pun yang berhasil melihat hilal. Rata-rata terhalang mendung dan hujan," terangnya.
"Dengan demikian, maka umur bulan Jumadal Akhirah digenapkan (istikmal) 30 hari," tegasnya.
Lebih lanjut, menurutnya hal ini sesuai dengan tuntunan Rasulullah dan pendapat imam mazhab yang empat (al-madzâhib al-arba’ah).
Hal itu karena, ketika hilal terhalang mendung, maka usia bulan digenapkan 30 hari.
Di sisi lain, PBNU mengajak seluruh warga Nahdlatul Ulama untuk mengisi bulan Rajab dengan berbagai amal kebaikan.
Pasalnya, bulan tersebut adalah salah satu bulan istimewa bagi umat Islam.
Selain itu, pada bulan Rajab juga terdapat peristiwa turun perintah salat lima waktu yang diterima langsung oleh Rasulullah dalam peristiwa Isra' Mi'raj.
Bagi kaum nahdliyin, Rajab juga menjadi istimewa karena Nahdlatul Ulama dilahirkan pada bulan ini, tepatnya pada 16 Rajab 1344.
"Keistimewaan itu semakin bertambah karena dalam kalender hijriah, tahun ini Nahdlatul Ulama memasuki usia ke-99 tahun," pungkasnya.***