PR TASIKMALAYA - Sebuah penelitian menyebutkan bahwa kenaikan suhu lingkungan dapat memperburuk kesehatan otak dan saraf atau neurologis.
Keterkaitan antara kondisi kenaikan suhu lingkungan dan kesehatan otak ini disinyalir menyebabkan tingginya rawat inap serta tingkat kematian.
Sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari laman Medical News Today, pada studi ini peneliti menganalisis penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perubahan iklim, diantaranya kenaikan suhu lingkungan.
Selain mengamati perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan suhu lingkungan, peneliti juga melihat berbagai gangguan neurologis, seperti penyakit Alzheimer, demensia, multiple sclerosis, penyakit Parkinson, migrain, epilepsi, hingga stroke.
Baca Juga: Rose Lakukan Tindakan Tidak Terduga yang Menjawab Isu Adanya Konflik Diantara Anggota BLACKPINK
Berdasarkan penelitian tersebut, ditemukan hasil bahwa suhu lingkungan yang lebih tinggi berkaitan dengan kondisi neurologis yang buruk.
Sementara itu, orang yang memiliki gangguan neurologis seperti Alzheimer dan demensia non Alzheimer, menjadi lebih mudah marah, cemas, depresi, hingga mengalami agitasi akibat perubahan iklim.
Hal yang serupa juga terjadi dengan penurunan kinerja kognitif dan fungsi motorik pada mereka yang mengalami multiple sclerosis.
Bagi orang yang menderita demensia dan stroke, peningkatan suhu juga meningkatkan risiko rawat inap serta kematian.
Kendati demikian, studi ini tetap memiliki sejumlah keterbatasan.
Adapun penelitian dilakukan di negara yang memiliki penghasilan tinggi, sehingga mungkin akan memiliki hasil yang berbeda jika dilakukan pada negara dengan penghasilan rendah.
Baca Juga: Jungkook BTS dan Lee Yoo Bi Tanggapi Rumor Keduanya Telah Berkencan Sejak Tahun 2018
Demi mencegah terjadinya gangguan neurologis, disarankan untuk selalu menerapkan pola hidup sehat, yakni dengan mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi, olahraga secara teratur, tidur cukup, dan mengelola stres.
Tak hanya itu, gaya hidup berkelanjutan demi menjaga keberlangsungan bumi juga perlu diterapkan.
Hal ini lantaran perubahan iklim tidak hanya berdampak pada kondisi bumi, namun juga pada kesehatan manusia.***