Disarankan Tes Swab, Bantu Kenali Perbedaan Gejala Pneumonia karena Bakteri atau Covid-19

5 November 2020, 15:07 WIB
ILUSTRASI, vaksin jadi salah satu upaya terkuat mencegah infeksi pneumonia.* /FB Anggoro/ANTARA FOTO/

PR TASIKMALAYA - Gejala pneumonia yang disebabkan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 atau bakteri seperti streptococcus pneumoniae, masih sulit dikenali.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Nastiti Kaswandani mengatakan dalam talk show 'Selamatkan Anak dari Bahaya Pneumonia di Masa Pandemi'.

"Pneumonia mengenai paru, sifatnya akut, bisa menyebabkan kematian. Infeksi pneumonia bisa karena berbagai macam bakteri dan virus.

Baca Juga: CSIS: Kemenangan Joe Biden atau Donald Trump Bisa Pengaruhi Hubungan dengan Indonesia

"(Termasuk yang disebabkan SARS-CoV-2) dari gejala mirip. Harus dilakukan swab test untuk membedakannya," ujarnya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, Kamis, 5 November 2020.

Untuk memastikannya perlu dilakukan tes swab, dokter akan mengambil sampel lendir untuk diperiksa menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction).

Hasil akhir pemeriksaan ini akan menunjukkan ada tidaknya virus SARS-CoV-2 dalam tubuh. Selain swab, tes darah mungkin juga menunjukkan tanda-tanda pneumonia Covid-19.

Baca Juga: Gaungkan #DiIndonesiaAja, Kemenparekraf Optimalkan Destinasi Wisata Domestik

Dari sisi gejala, dokter spesialis paru dan pernapasan di RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, Feni Fitriani pernah mengungkapkan, pneumonia akibat virus corona (SARS-CoV-2) sama seperti gejala penyakit pneumonia.

Gejala pneumonia biasa yakni demam berlanjut, infeksi saluran pernapasan dengan gejala batuk kering, pilek, sesak napas dan lesu. Selain itu, napas penderita bisa tampak sangat cepat dari biasanya.

Lebih lanjut, gejala pneumonia ini bisa berlangsung selama 14 hari atau kurang dari itu.

Baca Juga: Segera Dirilis, Berikut Daftar Permainan yang Tersedia di PlayStation 5

Laman WebMD mencatat, siapa saja bisa terkena pneumonia Covid-19, namun umumnya lebih rentan dialami lansia atau orang berusia 65 tahun ke atas.

Mereka yang merawat orang dengan masalah kesehatan seperti asma, penyakit paru, hipertensi, diabetes, penyakit hati, jantung, lalu orang yang sistem imunnya lemak juga rentan terkena penyakit ini.

Di masa pandemi Covid-19 saat ini, selain menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), untuk mencegah terkena pneumonia.

Baca Juga: Modus Loker di Facebook, 12 Perempuan Asal Riau Nyaris Dijadikan TKI Ilegal

Seseorang termasuk anak disarankan tak bepergian kecuali untuk keperluan mendesak seperti pengobatan atau imunisasi (untuk anak).

"Kuncinya di era pandemi, IDAI imbau anak tidak keluar rumah kecuali untuk hal medesak misalnya imunisasi ke rumah sakit, anak tidak dibawa ke tempat ramai.

"Paling baik stay di rumah. Kaau harus ke rumah sakit atau untuk urusan mendesak, terapkan protokol kesehatan," kata Nastiti.

Baca Juga: Salah Satu Universitas di Indonesia Masuk di Deretan PT Terbaik Versi U.S News & World Report

Lalu jika terlanjur terkena, adakah penanganan khusus untuk pneumonia Covid-19? Penderita mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit dengan oksigen, ventilator untuk membantu Anda bernapas, dan cairan intravena (IV) untuk mencegah dehidrasi.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler