5 Stereotip Buruk Tentang Wanita Jomblo yang Harus Dihentikan

21 Mei 2023, 20:26 WIB
Simaklah berikut ini informasi tentang beberapa stereotip uruk mengenai wanita jomblo yang seharusnya dihentikan. /Pexels/Andrea Piacquadio

PR TASIKMALAYA – Jika kamu pernah melajang atau jomblo, kemungkinan besar kamu sangat menyadari komentar aneh yang dibuat orang-orang tentang kehidupan percintaanmu.

Seperti, “Apakah ada seseorang yang spesial di hidupmu?” atau “Kenapa kamu tidak berkencan?” dan sebagainya. Kita semua pasti pernah mendapatkan pertanyaan seperti itu.

Namun, komentar ini akan semakin menyebalkan ketika kamu sudah mencapai usia di mana semua orang menganggap kamu sudah memiliki pasangan. Dan jika tidak, mereka menganggap kamu pasti sedih dan kesepian.

Padahal, tidak semua wanita jomblo menggebu-gebu menginginkan pasangan atau hubungan jangka panjang.

Baca Juga: Tes IQ: Mata Kamu Tajam, Temukan 1 Perbedaan pada 3 Gambar Ini dalam 14 Detik

Banyak alasan mengapa beberapa wanita masih melajang di umurnya yang mungkin sudah matang, namun hal tersebut bukan berarti sebuah aib, dan orang yang sudah memiliki pasangan juga bukan berarti sebuah prestasi.

Stereotip seperti itu bukan hanya mengganggu tetapi juga berkaitan dengan masalah structural. Artikel ini akan membagikan beberapa stereotip yang sering muncul dan seharusnya segera ditinggalkan, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Everygirl.

1.       Wanita lajang kurang dewasa

Seringkali wanita yang melajang dinilai kurang dewasa, padahal ini sama sekali tidak benar. Orang secara tidak sadar memercayai hal ini, dan ini harus dihentikan.

Baca Juga: Buktikan Kamu Emang Peka, Bisa Tidak Lihat Huruf W di Gambar Ilusi Optik dalam 15 Detik?

Seorang psikologis bernama DePaulo, menerbitkan sebuah penelitian pada tahun 2008 yang mengambil sampel 1.000 mahasiswa sarjana dan menemukan orang lajang lebih sering disebut tidak dewasa, insecure, kesepian, dan jelek.

Sementara orang yang menikah atau sudah memiliki pasangan dinilai lebih dewasa, stabil, jujur, bahagia, baik hati, dan penuh kasih. 

Jadi, stereotip tersebut sama sekali tidak benar, tapi sering terdengar di mana-mana. 

2.       Tidak laku

Baca Juga: Tes IQ: Kepala Sampai Panas! Hitung Jumlah Kaki Gajah dalam GambaR, Berapa Jumlahnya?

Banyak wanita yang mengatakan bahwa mereka muak dengan orang asing, teman, dan keluarga, atas asumsi bahwa mereka dianggap tidak laku, seolah mereka menginginkan sebuah hubungan namun tidak dapat menemukannya. 

Meskipun benar bahwa beberapa wanita melajang karena mereka tidak dapat menemukan orang yang mereka inginkan, namun bukan berarti mereka tidak laku. Ini hanyalah soal pilihan.

3.       Wanita lajang akan lebih bahagia jika menjalin hubungan

Diyakini bahwa orang akan lebih bahagia ketika mereka berpasangan. Namun para peneliti menjawab pertanyaan mengenai “Apakah orang yang berpasangan atau sudah menikah akan menjadi lebih bahagia daripada saat mereka masih melajang?” Dan ternyata jawabannya tidak.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Minggu Ini 22-28 Mei 2023: 4 Zodiak Ini Saatnya Quality Time dengan Pasangan 

Berlawanan dengan kepercayaan populer, menikah tidak selalu membuat orang lebih bahagia. Karena pada dasarnya takaran kebahagiaan orang bukanlah diukur dari apakah mereka memiliki pasangan atau tidak, atau apakah mereka sudah menikah atau masih melajang.

4.       Wanita lajang dinilai terlalu mandiri

Salah satu dari sedikit komentar positif dengan melajang adalah dianggap mandiri. Tetapi entah bagaimana komentar positif ini berubah menjadi wanita lajang yang “terlalu” mandiri. 

Seringkali kita melihat standar ganda ini ketika kita memuji para wanita yang membesarkan anak-anak mereka sendiri, menghidupi diri sendiri atau keluarga secara finansial, atau menyeimbangkan pekerjaan dan rumah tangga, atau bahkan mungkin pendidikan.

Baca Juga: Ilusi Optik Menguji Kejelian Mata: 30 Detik Saja Waktumu Cari Anjing yang Beda

Namun pada saat yang sama, para wanita ini tiba-tiba dianggap menjadi “terlalu mandiri” ketika tampaknya calon pasangan mereka merasa tidak dibutuhkan setelah melihat segala kehebatan wanita tersebut secara mandiri.

Sehingga, banyak pasangan yang pergi setelah melihat wanitanya mampu mandiri melakukan apapun.

5.       Wanita lajang dinilai banyak maunya

Komentar seperti, “Dia pasti lajang karena dia banyak maunya,” ini kolot, misoginis, dan harus dihentikan.

Baca Juga: 15 TK Ternama di Kota Tasikmalaya, Segera Daftarkan Si Buah Hati 

Memiliki kebutuhan bukan berarti pantas dinilai banyak mau, dan melajang bukan berarti sebuah hal yang aneh pada masa ini.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: The Everygirl

Tags

Terkini

Terpopuler