Prof. Zubairi Djoerban Beberkan Dampak Penggunaan Ganja Medis dan Keamanannya bagi Kesehatan

20 Juli 2022, 15:33 WIB
Prof. Zubairi Djoerban memberikan penjelasan soal dampak penggunaan ganja medis dan kemanannya bagi kesehatan.* /Instagram / @profezorzubairi/

PR TASIKMALAYA – Ramai diberitakan bahwa Mahkamah Konstitusi (MK) secara resmi menolak gugatan terkait legalisasi ganja medis untuk kesehatan.

Pernyataan penolakan penggunaan ganja medis tersebut, disampaikan langsung oleh Ketua MK Anwar Usman dalam sidang yang berlangsung pada Rabu, 20 Juli 2022.

MK menimbang, jenis narkotika golongan I (ganja) untuk pelayanan medis dan atau terapi belum terbukti secara ilmiah.

Adapun terkait beberapa negara yang melegalkan ganja untuk keperluan medis, MK berpendapat bahwa hal tersebut tidak dapat digeneralisir.

Baca Juga: 7 Manfaat Gerakan Salat bagi Kesehatan Tubuh Menurut dr. Zaidul Akbar, Salah Satunya Mencegah Varises

“Dengan belum ada bukti ihwal pengkajian dan penelitian secara komprehensif, maka keinginan para pemohon sulit dipertimbangkan dan dibenarkan oleh Mahkamah untuk diterima alasan rasionalitasnya, baik secara medis, filosofis, maupun yuridis,” ujarnya seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari PMJ News pada Rabu, 20 Juli 2022.

Lantas apakah benar penggunaan ganja medis aman?

Untuk menjawab hal tersebut, Profesor Zubairi Djoerban selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam Sub Spesialis Hematologi Onkologi Medik menjelaskan melalui Instagram pribadinya @profesorzubairi seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.

Menurutnya, ganja medis tidak berarti sepenuhnya aman meski memang telah dilegalkan di sejumlah negara.

Baca Juga: Ending Yumi's Cells Season 2 Berdasarkan Webtoon, Yoo Babi dan Yumi Tak Berakhir Bersama?

“Jika penggunaan tidak ketat, bisa terjadi penyalahgunaan yang menyebabkan konsekuensi kesehatan bagi penggunanya,” jelasnya.

Profesor Zubairi menambahkan, hingga saat ini memang belum ada bukti bahwa obat ganja lebih baik, termasuk untuk nyeri kanker dan epilepsy.

“Namun ganja medis bisa menjadi pilihan atau alternatif, tapi bukan yang terbaik,” terangnya.

Ditambah lagi, hingga saat ini memang belum ditemukan penyakit yang memang obat primernya adalah ganja.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Rahasia Tentang Diri Anda Terungkap dari Panjang Jari Manis Anda

Prof. Zubairi Djoerban memberikan penjelasan soal dampak penggunaan ganja medis dan kemanannya bagi kesehatan.* Instagram @zubairidjoerban

Baca Juga: Tes Kepribadian: Anjing Mana yang Ingin Dipelihara? Lihat Kualitas Terbaik pada Diri Anda

“Belum ada juga penyakit yang obat primernya adalah ganja,” tuturnya.

Terkait dengan pendapat yang menyebutkan bahwa ganja medis bisa memberi efek ketergantungan dan halusinasi, Prof. Zubairi menjelaskan bahwa hal tersebut memang harus berdasarkan pengawasan ketat dokter.

Halusinasi dan ketergantungan akan terjadi apabila memang ada penggunaan ganja medis dengan dosis berlebihan.

“Dosis yang dibutuhkan untuk tujuan medis (ganja), jauh lebih rendah daripada untuk rekreasi,” imbuhnya.

Baca Juga: Tes IQ: Enggak Cukup Cuma Cerdas, Dibutuhkan Mata Teliti bagi Anda Memecahkan Teka-teki Lelaki ini

Ganja medis juga disebut sangat berbahaya apabila digunakan oleh ibu hamil dan menyusui.

“Yang terang, setiap obat memiliki potensi efek samping, beberapa serius, termasuk ganja medis yang harus diminimalkan.

"Ketepatan dosis ini krusial untuk menjaga kondisi pasien sehingga mendapat efek obat yang dituju,” pungkasnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: PMJ News Instagram @profesorzubair

Tags

Terkini

Terpopuler