PR TASIKMALAYA - Kali ini akan disuguhkan mengenai artikel untuk mengungkapkan seberapa pintar diri Anda.
Untuk menilai seberapa pintar diri Anda ternyata bisa diketahui melalui bagian tubuh Anda.
Ada 4 bagian tubuh yang dapat mengungkapkan seberapa pintar diri Anda.
Salah satu tanda pintar yang dimiliki seseorang dalam adalah perut yang besar.
Baca Juga: Tes Psikologi:Pilih Bola Ajaib dan Dapatkan Pesan Spiritual utnuk Jalani Hidup!
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Healthy, berikut ini adalah 4 bagian tubuh yang dapat menandakan seberapa pintar diri Anda.
1. Kaki panjang
Sebuah studi oleh para peneliti dari Brown University dan Princeton University menunjukkan bahwa orang dengan kaki panjang lebih cerdas dibandingkan orang dengan kaki pendek.
Para penulis menggunakan kumpulan data pemerintah yang mengumpulkan tinggi, berat badan, kecerdasan, pengalaman pendidikan dan gaji orang yang lahir di AS atau Inggris pada tahun 1958 dan 1970 dari kelahiran mereka hingga dewasa.
Hasil analisis menyeluruh mereka menunjukkan bahwa orang-orang yang tinggi sebagai anak-anak berkinerja jauh lebih baik pada tes kognitif.
Orang yang lebih tinggi cenderung bekerja dalam pekerjaan dengan bayaran lebih tinggi yang membutuhkan kecerdasan lebih besar dan keterampilan verbal serta numerik yang lebih maju.
Para peneliti masih tetap bingung dengan hubungan antara tinggi badan dan kecerdasan.
Tetapi beberapa genetika yang dicurigai atau perawatan anak usia dini dapat memainkan peran yang berpengaruh pada otak.
Baca Juga: Ahn Hyo Seop Sukses di A Business Proposal, Kini Akan Bermain Drama Baru dengan Jeon Yeo Bin!
2. Kidal
Tangan dominan Anda mungkin tidak secara otomatis menunjukkan bahwa Anda jenius, tetapi hal itu bisa memiliki kelebihan.
Bahkan, orang kidal mungkin berada di atas angin dalam menuai lebih banyak manfaat kognitif daripada orang dengan tangan kanan.
Sebuah studi kecil dari Universitas Athena mengambil sekitar 100 mahasiswa dan lulusan, setengah kidal dan setengah tangan kanan serta memberi mereka dua tes kognitif.
Baca Juga: Tes IQ: Ayo Uji Otak Kamu, Orang Membelinya untuk Makan Tapi Tidak Pernah Memakannya, Apakah Dia?
Kaum kidal berkinerja lebih baik daripada orang kanan pada kedua tes, yang menunjukkan bahwa mereka memiliki memori kerja dan fleksibilitas mental yang lebih kuat.
Beberapa ahli menduga kemampuan kognitif ini mungkin karena orang kidal dapat menggunakan kedua sisi otak mereka lebih mudah untuk memproses informasi.
3. Perut besar
Lemak tubuh yang tinggi dapat berdampak pada banyak aspek kesejahteraan Anda secara keseluruhan, dari tekanan darah hingga kesehatan jantung Anda dan mungkin fungsi kognitif Anda.
Baca Juga: Tes Psikologi: Pilih Salah Satu Pintu dan Ungkap Kepribadian Diri yang Tersembunyi
Dalam studi lima tahun terhadap lebih dari 2.200 orang dewasa, para peneliti menemukan bahwa orang dengan indeks massa tubuh (BMI) 20 atau kurang.
Kisaran BMI yang sehat adalah 18,5 - 24,9 dapat mengingat 56 persen kata dalam kosa kata, sementara peserta obesitas (BMI 30 atau lebih tinggi) hanya ingat 44 persen.
Terlebih lagi, ingatan mengingat subjek yang terakhir turun menjadi 37,5 persen ketika mereka diuji ulang lima tahun kemudian.
Dr Maxime Cournot, penulis utama studi tersebut, berteori bahwa hormon lemak dapat merusak sel-sel otak.
Baca Juga: Fakta Afasia, Penyakit yang Diderita Bruce Willis hingga Buat Dia Pensiun dari Dunia Akting
4. Kepala besar
Tidak ada yang suka disebut 'kepala besar', tetapi secara harfiah memiliki kepala besar sebenarnya bisa membuat Anda lebih pintar.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Molecular Psychiatry memberi lebih dari 500.000 orang di Inggris penilaian kognitif dan fisik sementara juga memeriksa sampel darah, urin dan air liur mereka.
Para peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki kepala lebih besar saat bayi memiliki skor lebih tinggi pada penalaran verbal-numerik dan lebih mungkin untuk mendapatkan gelar sarjana.
Baca Juga: Pachinko Episode 4: Prediksi, Waktu Tayang, Link Nonton Sub Indo
"Hasil ini harus merangsang penelitian lebih lanjut yang akan informatif tentang mekanisme genetik spesifik dari asosiasi yang ditemukan di sini," ujarnya.
"Kemungkinan melibatkan efek protektif dan merugikan dari varian genetik yang berbeda," sambungnya.***