6 Hal yang Bukan Tanggungjawab Anak-anak

28 Oktober 2021, 05:20 WIB
Ilustrasi. Inilah enam hal yang bukan merupakan tanggung jawab anak. /Pixabay/badski007

PR TASIKMALAYA - Ketika anak-anak diberi tanggungjawab, seharusnya bisa disesuaikan dengan usia anak-anak.

Perlu diketahui apabila anak-anak diberi tanggungjawab sejak dini, dikhawatirkan akan membebani kehidupan anak-anak ketika beranjak dewasa.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Psych2Go, berikut enam hal yang bukan menjadi tanggungjawab anak-anak.

Baca Juga: Pekerja Minyak di Sudan Gabung Aksi Nasional Tolak Kudeta Militer

  1. Meringankan Kecemasan Orangtua

Misalkan ada anak sulung yang jatuh sakit, lalu orangtua mulai mengakui dirinya sedang hancur di depan anak kedua dan seterusnya.

Akibatnya, anak kedua dan seterusnya merasa dituntut meringankan kecemasan orangtuanya.

Baca Juga: Cara Menyilangkan Tangan Anda Dapat Menungkapakan Tentang Kepribadian, Salah Satunya Emosional!

  1. Mengatur Emosi Orangtua

Misalkan Anda sedang curhat kepada anak bahwa Anda baru saja ditegur habis-habisan oleh atasan Anda.

Anda harus berhati-hati bahwa sikap Anda bisa menyebabkan anak mengalami kecemasan, depresi, dan menurunnya nafsu makan.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Batal Hadiri Pertemuan COP26, Istana Buckingham Beberkan Alasannya

  1. Mewujudkan Impian Orangtua

Misalkan orangtua mengharapkan anak-anaknya untuk menjadi seorang dokter, arsitek, maupun insinyur.

Padahal, sebagian dari mereka ada yang bercita-cita menjadi seorang pelukis yang handal yang mampu menaklukan dunia.

Baca Juga: Kim So Yeon Terima Tawaran untuk Bintangi 'Tale of The Nine Tailed 2', Begini Kata Agensi

  1. Membantu Membesarkan Saudara

Membantu membesarkan saudara lebih dikenal sebagai parentifikasi yang merupakan pembatasan subsistem keluarga sehingga anak-anak harus mengambil peran dan tanggungjawab yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa.

Berbagai tanggungjawab yang dinilai membebankan anak-anak seperti memasak untuk saudaranya dan menyiapkan keperluannya saudaranya ke sekolah.

Baca Juga: Ayah Kejora Kepergok Ingin Bawa Ini dari Turki, Rizky Billar: Yang Mana Mau Kita Karungin?

  1. Memenuhi Keinginan yang Tidak Terpenuhi

Misalkan Anda ingin curhat kepada pasangan Anda, namun pasangan Anda selalu sibuk dengan pekerjaannya.

Akibatnya, Anda malah lebih sering curhat dengan anak Anda yang masih kecil tentang kesedihan Anda.

Baca Juga: Jarang Terekspos, Ibunda Natasha Wilona Mendadak Jadi Sorotan Netizen: Cantiknya Turunan

  1. Mediasi Konflik Antara Orangtua

Misalkan, Anda tengah berdebat dengan pasangan Anda tentang masalah yang cukup sepele.

Ketika tengah menjalani mediasi, anak-anak dituntut menjadi mediator bagi orangtua yang tengah dirundung masalah.

Perlu diketahui ketika orangtuan berdebat di depan anak-anak dapat menciptakan tekanan emosional yang dinilai mempengaruhi perkembangan emosional, psikologis, dan sosial anak-anak.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: Psych2Go

Tags

Terkini

Terpopuler