Vaksin Pfizer 90% Efektif Terhadap Covid-19 yang Parah Setelah 6 Bulan

6 Oktober 2021, 14:58 WIB
Sebuah studi menyebut jika tingkat keefektifitasan vaksin Pfizer 90% dalam melawan Covid-19 yang parah setelah enam bulan.* /ANTARA/

PR TASIKMALAYA - Vaksin Pfizer dianggap sangat efektif untuk menghadapi Covid-19.

Bahkan keefektifan dari Vaksin Pfizer untuk melawan Covid-19 dianggap mencapai 90 persen.

Bahkan telah ada bukti yang pasti bahwa Vaksin Pfizer dapat menyelamatkan nyawa dari Covid-19.

Baca Juga: Kelewat Murah! Data Pribadi Artis Tiongkok Rupanya Cuma Dijual Sekitar Rp10 Ribu ke Sasaeng Fans!

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari New York Post, sebuah studi baru terhadap lebih dari 3,4 juta penerima vaksin Pfizer telah mengkonfirmasi.

Bahwa vaksinasi 90% efektif terhadap virus Covid-19 yang parah, setidaknya selama enam bulan setelah dosis kedua.

Ini adalah analisis terbaru yang didukung Pfizer dari obat mereka, yang diterbitkan pada jurnal medis Lancet dan dilakukan oleh para peneliti dengan Kaiser Permanente Southern California.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar yang Dilihat Pertama Ungkap Sifat Terbaik Diri, Salah Satunya Baik Hati

Temuan mereka mendukung studi bahwa awal keberhasilan Pfizer, termasuk satu yang dibagikan di musim semi lalu.

Menunjukan enam bulan perlindungan tanpa gejala parah, berdasarkan hanya 12.000 penerima vaksin.

Kemampuan vaksin Pfizer-BioNTech untuk melindungi terhadap infeksi turun hampir setengahnya.

Baca Juga: Ramalkan Putra Kedua dari Nagita Slavina dan Raffi Ahmad, Denny Darko: Lebih Terang Dibandingkan Rafathar

Dari 88% pada satu bulan setelah dosis kedua, turun menjadi 47% setelah 6 bulan.

Namun, meskipun pertahanan vaksin menurun terhadap penularan virus, tetap masih rata-rata 90% efektif terhadap rawat inap Covid-19.

Termasuk pada varian Delta yang menyerang lebih agresif tahun 2021.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Jalan yang Dipilih Ungkap Jati Diri dan Gambaran Masa Depan Anda

Selama periode penelitian, antara Desember 2020 dan Agustus 2021, hanya 5,4% yang melaporkan infeksi terobosan.

Dan hanya sebagian kecil dari kelompok itu yakni 6,6% berakhir di rumah sakit dengan Covid-19 meskipun telah melakukan vaksinasi.

Penulis utama studi tersebut yakni Dr. Sara Tartof menjelaskan hal berikut:

Baca Juga: Ramalan Zodiak 6 Oktober 2021 Aquarius, Pisces, Aries, dan Taurus: Penting untuk Melakukan Kolaborasi

"Studi kami menegaskan bahwa vaksin adalah alat penting untuk mengendalikan pandemi dan tetap sangat efektif dalam mencegah penyakit parah dan rawat inap, termasuk dari Delta dan varian kekhawatiran lainnya," ujarnya.

"Perlindungan terhadap infeksi memang menurun pada bulan-bulan setelah dosis kedua," sambungnya.

Dijelaskan Dr. Sara jika kekebalan tersebut mulai berkurang untuk semua kelompok usia yang sudah menerima vaksin.

Baca Juga: Bandingkan Nasib Anak Atta-Aurel dengan Buah Hati Rizky Billar dan Lesti Kejora, Denny Darko Ingatkan Ini

"Sementara, penelitian ini memberikan bukti bahwa kekebalan berkurang untuk semua kelompok usia yang menerima vaksin," jelasnya.

"Komite penasihat, tentang praktik imunisasi telah menyerukan penelitian tambahan untuk menentukan apakah suntikan booster harus tersedia untuk semua kelompok usia yang memenuhi syarat untuk vaksin ini," sambungnya.

Berita itu muncul ketika badan-badan kesehatan terus mempertimbangkan keputusan, apakah dan kapan harus membuat vaksin booster dari Pfizer, Moderna atau Johnson & Johnson tersedia untuk masyarakat luas.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 6 Oktober 2021 Gemini, Cancer, Leo, dan Virgo: Masa Lalu Mengganggu Pikiran Kamu

Seperti yang sekarang mereka lakukan untuk mereka yang berusia 65 tahun ke atas, hidup dengan komorbiditas pada usia berapa pun atau pekerja industri penting dan garis depan tertentu.

Pada saat yang sama, badan layanan publik, perusahaan swasta dan usaha kecil telah mulai menetapkan mandat vaksin untuk tenaga kerja mereka.

Meninggalkan beberapa dari mereka yang tidak memiliki pertahanan terhadap Covid-19 pada pengangguran.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Ilusi Optik yang Dapat Ungkap Kebenaran Tentang Hidup Anda

Untuk itu, Tartof mendesak pejabat kesehatan Amerika Serikat untuk mempertimbangkan kesetaraan dalam perang global melawan Covid-19.

"Sejalan dengan rekomendasi, baru-baru ini CDC, pertimbangan untuk suntikan booster harus mempertimbangakn pasokan vaksin Covid-19 global," ujarnya.

"Karena orang-orang di banyak negara, di seluruh dunia belum menerima serangkaian vaksinasi utama," sambungnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 6 Oktober 2021 dari Capricorn hingga Libra: Jangan Terlalu Memikirkan Orang Lain

Ketika efektivitas vaksin menurun, BioNTech telah menyarankan bahwa formula vaksin yang sama sekali baru mungkin diperlukan segera setelah tahun depan.

Co-founder dan CEO BioNTech Dr. Ugur Sahin memperingatkan bulan lalu di Financial Times.

"Virus ini akan tetap ada, dan virus akan semakin beradaptasi," ungkapnya.

Baca Juga: Denny Darko Ramal Kondisi Covid-19 di Indonesia Tahun 2022, Benarkah Pandemi Sudah Berakhir?

"Kami tidak memiliki alasan untuk berasumsi bahwa virus generasi berikutnya akna lebih mudah ditangani untuk sistem kekebalan tubuh, dari pada generasi yang ada," sambungnya.

Menurut Dr. Ugur Sahin mungkin ini adalah evolusi yang akan berkelanjutan dan evolusi itu baru saja dimulai.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: New York Post

Tags

Terkini

Terpopuler