Network
PR TASIKMALAYA - Kehidupan tidak selamanya berjalan mulus, sama seperti kisah satu keluarga ini yang mediasi dengan Sara Wijayanto.
Sara Wijayanto bertemu dengan satu sosok yang merupakan seorang ibu yang hidupnya hancur karena kematian sang anak.
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari video di kanal Youtube Sara Wijayanto, istri Demian Aditya itu mengungkapkan bagaimana perjuangan sosok ibu ini yang berusaha kuat atas kematian sang anak.
Berbagai cara telah dilakukan oleh sang ibu, salah satunya mempunyai seorang anak lagi.
Baca Juga: Moeldoko Sebut Kebijakan Ini Jadi Solusi Kelangkaan Minyak yang Terjadi di Tanah Air
Meskipun berhasil hamil dan melahirkan seorang bayi, nampaknya rasa sakit kehilangan anak pertamanya tidak terobati sama sekali di hati sang ibu.
Hingga pada suatu saat, ketika sang ibu melihat suaminya pulang ke rumah dalam keadaan mabuk.
"Bapaknya mabok, pokoknya udah kacau lah, ibunya udah nyiapin itu obat, diminumin dulu itu obat ke anak yang kecil," ujar Sara Wijayanto.
"Bapaknya mabok, disuruh minum," tambahnya.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Kartu Ini akan Ungkap Kapan Alam Semesta Mewujudkan Impian dan Keinginanmu
Sara Wijayanto mengungkapkan ibunya pun akhirnya meminum racun tersebut.
Dikisahkan sebelumnya, orang tua merasakan kesedihan yang sangat luar biasa ketika harus menerima kematian seorang anak.
Apapun yang dilakukan seorang ayah dan ibu tersebut tidak pernah membuat kesedihannya berkurang.
Meskipun ayah dan ibu ini mendapatkan seorang anak lagi, dunia mereka masih sama terlihat lebih gelap.
Baca Juga: 3 Tips Ampuh untuk Perindah Dekorasi Interior di Rumah Anda
Sang ayah yang berpura-pura pergi kerja ternyata hanya pergi untuk mabuk-mabukan.
Kemudian, sang ibu yang berusaha tertawa ketika bersama anak keduanya, masih penuh dengan rasa marah dan putus asa.
Yang pada akhirnya, sang ibu ini mencari cara agar keluarganya bisa bahagia kembali seperti dulu, yaitu dengan cara bunuh diri bersama.
DISCLAIMER: Kisah ini hanya diperuntukan sebagai hiburan semata dan tidak memaksakan harus dipercayai.***
