JTBC Pilih Tayangkan Snowdrop daripada Siaran Khusus Presiden Korea Selatan hingga Picu Perdebatan Netizen

5 Januari 2022, 05:12 WIB
JTBC buat kontroversi setelah memilih menayangkan Snowdrop ketimbang siaran pidato Presiden Moon Jae in. /JTBC

PR TASIKMALAYA - JTBC yang merupakan stasiun televisi di Korea Selatan baru-baru ini menuai kontroversi.

JTBC diketahui lebih memilih menayangkan drama Snowdrop dibandingkan dengan siaran khusus Presiden Korea Selatan, Moon Jae In.

Tindakan JTBC mendahulukan Snowdrop tersebut sontak membuat kegaduhan yang berisikan perdebatan sengit secara online.

JTBC memutuskan untuk menayangkan replay "Snowdrop" alih-alih menyiarkan Pidato Tahun Baru terakhir Presiden Moon Jae In.

Baca Juga: Kasus Dugaan Penelantaran Anak Terus Bergulir, Bambang Pamungkas Akan Diperiksa Pekan Depan

Presiden Moon Jae-in mengumumkan Pidato Tahun Barunya di kantor kepresidenan pada 3 Januari 2022 lalu.

Presiden Moon Jae In menyampaikan ucapan selamat dan memberikan semangat kepada seluruh penduduk Korea Selatan ditengah pandemic.

“Pada tahun baru 2022, kita akan sepenuhnya mengatasi krisis dan menjadikannya tahun pertama bagi kita untuk kembali normal,” kata Presiden Moon Jae In, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Kbizoom.

Presiden Korea Selatan itu juga menekankan pemerintah akan berjuang dan melakukan yang terbaik sampai masa jabatannya berakhir.

Baca Juga: SNMPTN Tahun 2022 Dibuka, Registrasi Siswa Mulai 10 Januari 2022

“Kami akan membuka era untuk ditulis dalam sejarah di mana kami adalah pionir dunia.” ucap Presiden Moon Jae In.

Karena pemilihan presiden akan berlangsung pada 9 Maret tahun 2022, artinya pada 3 Januari lalu menjadikan pidato yang terakhir untuk Presiden Moon Jae In.

Oleh karena itu, Pidato Tahun Baru Presiden Moon Jae-in disiarkan langsung di tiga penyiar terestrial serta TV Chosun, MBN, dan Channel A.

Namun JTBC ternyata telah menyiapkan tayangan ulang episode 6 dan 7 dari drama Snowdrop.

Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Mental Agar Tidak Stres Selama Pandemi, Salah Satunya Batasi Informasi Negatif

Hal ini membuat Netizen lebih kesal lantaran JTBC juga tidak memberikan jeda berita di tengah-tengah siaran drama Snowdrop.

Ketika kontroversi terkait Snowdrop meletus untuk pertama kalinya pada Maret tahun lalu, JTBC mengatakan, ‘beberapa bagian dari sinopsis yang belum selesai telah bocor.’

JTBC juga terus menggembar-gemborkan kepada pemirsa agar menonton Snowdrop sebagai tanggapan jawaban sekaligus menampik kecurigaan yang diarahkan kepada drama tersebut.

Namun, setelah episode 1 ditayangkan, sebuah petisi untuk menentang Snowdrop dikirim ke Blue House (seperti Istana Negara di Indonesia).

Baca Juga: Tes Kepribadian: Panjang Jari Manis Dapat Mengungkapkan Rahasia Tentang Diri Anda

Netizen menuduh drama tersebut melanggar Undang-Undang Keamanan Nasional, seperti memuliakan mata-mata, dan menuntut penangguhan siaran Snowdrop.

JTBC mengaku telah mendapat kerugian besar karena penyebaran informasi palsu tentang Snowdrop.

Tidak hanya itu, JTBC juga siap mengambil tindakan tegas untuk melindungi hak-hak pencipta dan konten yang mereka ciptakan.

Pernyataan JTBC akhirnya mendapat lebih banyak reaksi negatif, dan dianggap telah menentang jalur kritik yang resmi.

Baca Juga: Catat! Tanggal Tayang Resmi Anime Attack on Titan Season 4 Part 2

Di Korea Selatan penyelenggaraan siaran memang berada di bawah kewenangan stasiun penyiaran.

Namun, keputusan mereka untuk tidak menayangkan Pidato Tahun Baru Presiden secara langsung, tentu memicu berbagai reaksi.

Di tambah lagi drama Snowdrop yang masih dikritik karena memutarbalikkan sejarah dan meremehkan gerakan demokratisasi, menuai reaksi yang keras dari berbagai kalangan.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: KBIZoom

Tags

Terkini

Terpopuler