Negara-Negara di Eropa Terkena Gelombang Kedua Pandemi, Sri Mulyani: Situasi di Indonesia Lebih Baik

- 10 November 2020, 16:11 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. /Instagram.com/smindrawati

PR TASIKMALAYA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa efek yang ditimbulkan pandemi Covid-19 di benua Asia terbilang lebih baik daripada banyak negara di Eropa, baik dari segi perekonomian ataupun dari segi jumlah korban.

Dikutip dari Antara oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, Sri Mulyani mengatakan negara-negara di Eropa tengah tertimpa gelombang kedua pandemi virus corona yang berakibat pada terus bertambahnya total kasus pasien positif dengan desakan kondisi ekonomi.

“Indonesia dan negara di Asia relatif lebih baik dari sisi dampak terhadap ekonomi dan jumlah korban dibandingkan negara-negara lain di Eropa yang ekonominya sangat merosot dan jumlah korban juga meningkat,” ujarnya saat menghadiri diskusi yang dilaksanakan secara virtual di Kota Jakarta pada hari Selasa, 10 Oktober 2020.

Baca Juga: Perjuangkan Musik Tradisional ke Internasional, Maestro Karawitan ISI Meninggal di Hari Pahlawan

Sri Mulyani menerangkan gelombang kedua pandemi yang terjadi di banyak negara maju di Eropa dan Amerika Serikat (AS) itu akan akan memicu penindakan yang berbeda daripada saat terjadinya gelombang pertama.

Oleh karena itu, ia mengungkapkan bahwa perekonomian dunia masih akan terus mengalami penyusutan di tahun ini di saat dengan negara-negara maju tertimpa gelombang kedua pandemi walaupun dalam kuartal III sempat membaik.

“Perekonomian negara advance dan emerging market membaik pada kuartal III. Di lihat revisi perekonomian global 2020 akan meningkat dalam bentuk pemulihan pada 2021 yang tercermin dari berbagai proyeksi lembaga internasional,” tuturnya.

Baca Juga: Sejak 2004 Hingga 2020, KPK Catat Kepala Daerah di 26 Provinsi Lakukan Korupsi

Sri Mulyani berkata IMF (International Monetary Fund) memperkirakan ekonomi dunia akan mengalami pertumbuhan di tahun 2021 sebanyak 5,2 persen.

OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) memproyeksikan pertumbuhan akan mencapai angka 5 persen, dan Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan sebesar 4,2 persen.

Sri Mulyani beranggapan, akibat pandemi yang lebih baik yang dialami Indonesia akan memicu optimisme khusus supaya pemerintah tidak menyerah dalam memperjuangkan pemulihan melalui kebijakan “Gas dan Rem” dalam rangka mengikuti pertumbuhan pandemi.

Ia menekankan bahwa selama ini kerja sama seluruh otoritas telah berlangsung baik dengan senantiasa menjaga dan menghargai independensi ataupun peran masing-masing.

Baca Juga: Kepulangan Habib Rizieq Sebabkan Jalan Menuju Bandara Soetta Lumpuh Total, Jasa Marga Rekayasa Lalin

Ia menerangkan langkah kerja sama yang baik ini dapat terlihat dari situasi ekonomi yang mulai pulih pada kuartal III yaitu minus 3,49 persen dari minus 5,32 persen pada kuartal II.

Ia memaparkan agregat demand pada kuartal III memperlihatkan pemulihan baik dari segi konsumsi, investasi, sampai dengan ekspor dan hanya impor yang masih dalam kondisi cukup buruk.

“Ini lah yang akan kita jaga terus di dalam mengelola kepercayaan dari masyarakat untuk pemulihan dan juga dari sisi market,” pungkasnya.***

 

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah