PR TASIKMALAYA - Hubungan diplomatik antara Washington dengan Beijing atas akses ke pasar keuangan AS kini kian memanas.
Selain itu, kebebasan sipil di Hong Kong, juga masalah teritorial di Laut Cina Selatan, hingga pandemi Covid-19 menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.
Hal itu justru berdampak pada pasar global, dan diketahui dari situs Antara bahwa rupiah kini ditutup melemah akibat ketegangan Tiongkok-AS.
Baca Juga: Jangan Bicara, Makan, dan Minum dalam Kendaraan Umum, Yurianto: Masyarakat Harus Disiplin
Rupiah ditutup melemah 25 poin atau 0,17 persen menjadi Rp 14.450 per dolar AS dari sbeelumnya Rp 14.425 per dolar AS.
Sebelumnya Pemerintahan Presiden AS Donald Trump dikabarkan berencana untuk segera membatalkan perjanjian 2013 antara AS dan otoritas audit Tiongkok.
Hal itu bisa menjadi pertanda tindakan keras yang lebih luas terhadap perusahaan Tiongkok yang terdaftar di pasar saham AS.
Baca Juga: Isu Wabah Pes, Seorang Bocah Lima Belas Tahun Tewas Akibat Kutu pada Marmut yang Dimakannya
Dengan kondisi eksternal yang kurang kondusif, Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi di perdagangan Domestic Non Deliverable Rorward (DNDF) guna menjaga stabiitas mata uang rupiah.