“Harga kedelai impor yang selama ini digunakan oleh perajin tahu tempe di negara asal sudah tinggi, sehingga berdampak kepada harga di Indonesia menjadi lebih tinggi lagi,” tutur Suwandi.
Baca Juga: Fahri Hamzah Singgung Rekonsiliasi, Ferdinand: Bukankah Jokowi Sudah Ajak Prabowo Sandi?
Diketahui sebelumnya, para produsen tahu dan tempe melakukan aksi mogok untuk memproduksi tahu dan tempe dari 1-3 Januari 2020.
Hal itu dilakukan sebagai protes atas mahalnya harga kedelai yang menjadi bahan baku tahu dan tempe.
Akibatnya selama masa aksi mogok tersebut, tahu dan tempe sempat menghilang di pasaran.
Baca Juga: Gisel dan Nobu, Berawal dari OVJ Berakhir di Polda Metro Jaya
Selain itu, produsen tersebut juga menaikan harga jual produknya dari Senin, 4 Januari 2021, untuk menutupi mahalnya harga kedelai.***