Sebut Resesi Indonesia Disebabkan oleh Presiden Jokowi, Demokrat: Salah Mengambil Kebijakan

23 September 2020, 18:51 WIB
Presiden Joko Widodo.* /Foto: presidenri.go.id/

PR TASIKMALAYA - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyebut perekonomian Indonesia akan masuk ke teritori negatif pada kuartal III 2020.

Desas desus resesi pun semakin menguak di permukaan publik.

Menanggapi hal ini, Wasekjen Partai Demokrat Irwan, mengatakan pemerintah perlu memberikan solusi kongkrit untuk mengatasinya.

Baca Juga: Tangani Wabah, Laboratorium Eks Penanganan Flu Burung Beralih Fungsi Jadi Tempat Pemeriksaan Corona

Ia bahkan menyebut bahwa faktor utama Indonesia bisa masuk ke dalam resesi yakni karena kinerja dari Presiden Joko Widodo yang lamban.

Tak hanya itu, ia menilai Jokowi telah salah mengambil kebijakan soal penanganan Covid-19 di Indonesia.

“Pemerintah gagal responsif dan adaptif dalam menetapkan prioritas kebijakan dalam menangani pandemi. Padahal solusi utama menghadapi resesi adalah mengakhiri pandemi. Apabila pandemi berakhir resesi pun akan usai,” jelasnya, Selasa 32 September 2020.

Baca Juga: Arief Puyouno Nilai Resesi Tak akan Pengaruhi Perekonomian Indonesia

Sebagaimana dikutip dari situs Warta Ekonomi dengan judul Demokrat Bersuara Lantang: Resesi Terjadi Karena Kesalahan Jokowi..

Ia juga menyebut bahwa yang saat ini yang dihadapi oleh Indonesia yakni dua krisis. Pandemi dan resesi.

Menurutnya, resesi juga disebabkan oleh adanya masalah sistemik dan ia menyebut kondisi seperti ini sangat memprihatinkan.

Dalam hal penanganan Covid-19, ia menyebut bahwa pemerintah memiliki kewenangan untuk mengelola keuangan negara selonggar-longgarnya tanpa potensi pidana.

Baca Juga: Arief Puyouno Nilai Resesi Tak akan Pengaruhi Perekonomian Indonesia

"Pemerintah juga sudah menggelontorkan dana besar untuk program pemulihan ekonomi nasional," ujarnya.

Ia pun memberikan solusi lainnya yakni meningkatkan konsumsi masyarakat yang harus dilakukan secara terus menerus.

“Program-program padat karya tunai serta bantuan langsung tunai bisa untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Sehingga tentunya secara konsisten dan massif program padat karya harus terus digalakkan,” tutupnya.*** (Redaksi WE Online)

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler