PR TASIKMALAYA - Belakangan ini masyarakat digegerkan dengan penyebaran nyamuk wolbachia di beberapa daerah seperti Kota semarang, Kota Bandung hingga Kota Kupang.
Konon, penyebaran nyamuk wolbachia ini dilakukan untuk menekan angka penularan demam berdarah dengue (DBD). Penyebaran nyamuk jenis ini dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejah awal tahun 2023 lalu.
Namun, penyebaran nyamuk wolbachia di berbagai kota menimbulkan polemik mulai dari gigitannya berdampak buruk pada kesehatan tubuh hingga munculnya kabar tentang nyamuk ini yang bisa menjadi pandemi kedua.
Kabar yang menyebut tentang nyamuk wolbachia bakal menjadi pandemi kedua ini ramai dari sebuah unggahan di Facebook. Narasi unggahan tersebut menyebut jika nyamuk tersebut adalah buatan individu elit global untuk menguasai dunia.
Tak hanya itu, dalam narasi unggahan tersebut menyatakan jika nyamuk wolbachia lebih berbahaya daripada pandemi Covid-19 yang sempat terjadi di dunia ini. Berikut unggahan narasinya dalam gambar.
Baca Juga: Cek Fakta: Debat Capres-Cawapres untuk Pemilu 2024 Ditiadakan karena Beberapa Hal
Cek Fakta
Melansir laman ANTARA, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi dalam berkas laporan Pusat Kedokteran Tropis UGM menyebut jika wolbachia tidak menginfeksi manusia.
Selain itu, wolbachia juga tidak terjadi transmisi horizontal pada spesies lain hingga tidak akan mencemari lingkungan biotik maupun abiotic serta peningkatan jumlah nyamuk Aedes Aegypti hanya akan terjadi saat periode pelepasan di area tersebut.