Hoaks atau Fakta: Benarkah 48.000 Orang Meninggal Dunia Setelah 14 Hari Divaksin Covid-19?

13 Oktober 2021, 17:12 WIB
Begini kebenaran atas kabar yang banyak beredar yang menyebutkan bahwa 48 ribu orang telah meninggal dunia setelah divaksin Covid-19. //Pixabay/lovini

PR TASIKMALAYA - Sebuah kabar yang menyebutkan bahwa 48.000 orang telah meninggal dunia setelah divaksin Covid-19  beredar di media sosial.

Menurut klaim berbahasa Inggris itu, ke-48.000 orang meninggal dalam 14 hari usai divaksin Covid-19. 

Informasi tentang meninggalnya 48.000 usai divaksin Covid-19 tersebut diunggah oleh seorang pengguna Twitter yang bernama Emerald Robinson.

Baca Juga: Suara Tamara Bleseynzki Bergetar Ceritakan Alami Penipuan, Akui Sudah Belasan Tahun Merugi hingga Miliaran

Cuitan yang diposting di akun @EmeraldRobinson pada 7 Oktober 2021 itu bahkan telah disukai oleh 4,3 ribu warganet.

Banyak di antara para warganet tampak mempercayai klaim ini dan menuntut agar mandat vaksinasi dihentikan.

Emerald Robinson menyebut bahwa klaim itu didasarkan pada pidato seorang pengacara yang bernama Thomas Renz.

Baca Juga: Tragis, 3 Pekerja Migran di Prancis Tewas Tertabrak Kereta Api Saat Sedang Tidur di Rel

Dikatakan bahwa Thomas Renz memiliki akses untuk melihat data Medicare Tracking System dan menemukan 48.000 kematian akibat vaksinasi Covid-19.

Lantas, apakah benar sebanyak 48.000 orang telah meninggal usai menerima suntik vaksin seperti yang dikatakan data dari Medicare Tracking System?

Setelah ditelusuri, informasi ini sama sekali tidak benar atau hoaks, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Kominfo.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pintu yang Menurutmu Paling Menarik akan Mengungkap Banyak Hal Tentang Dirimu!

Berdasarkan informasi dari Reuters, tidak ditemukan keberadaan situs atau basis data bernama Medicare Tracking System.

Hal ini juga dibenarkan oleh Centers for Medicare & Medicaid Services (CMS), sebuah agensi federal Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat.

“Rumah Perawatan Covid-19” dan “Kasus Rawat Inap Medicare Covid-19” memang ada dalam data CMS.

Baca Juga: Setelah 'Diserang' Leslar Lovers, Gilang Dirga Sebut Ada yang Berbeda dengan Rizky Billar dan Lesti Kejora

Namun dalam data tersebut tidak tercatat adanya kasus kematian setelah vaksinasi Covid-19.

Menurut juru bicara CMS, data tentang 48.000 kematian penerima vaksin itu tidak akurat.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan dalam situsnya bahwa Sistem Pelaporan Kejadian Buruk Vaksin (VAERS) memang mendapat 8.390 laporan kematian.

Baca Juga: Pilih Satu Tato dan Cari Tahu Apa yang Menanti Kamu di Masa Depan

Angka itu sama dengan 0,0021 persen dari jumlah keseluruhan penerima vaksin Covid-19 pada periode 14 Desember 2019 sampai dengan 4 Oktober 2021.

Karenanya, dapat disimpulkan bahwa informasi yang mengklaim bahwa 48.000 orang meninggal usai divaksin Covid-19 adalah disinformasi atau hoaks.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Kominfo

Tags

Terkini

Terpopuler