Mengenal Sciophobia, Sebuah Ketakutan terhadap Bayangan

12 Oktober 2020, 13:25 WIB
Ilustrasi bayangan. //pixabay/nmagwood/


PR TASIKMALAYA – Sciophobia adalah suatu fobia atau ketakutan terhadap bayangan. Mungkin terdengar sedikit aneh namun fobia ini nyata dan ada yang mengalaminya.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari boldsky, Sciophobia adalah suatu kondisi saat seseorang merasakan ketakutan dan kecemasan berlebih serta tidak rasional terhadap bayangan.

Sciophobia adalah istilah medis untuk ketakutan bayangan. Fobia ini dikategorikan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental dalam kategori gangguan kecemasan.

 Baca Juga: PSBB Transisi Jakarta Mulai Diterapkan, Pelaku Usaha Kuliner Diuntungkan

Orang dengan sciophobia, hanya memikirkan bayangan saja dapat memicu ketakutan irasional atau kecemasan intens yang dapat mengakibatkan serangan panik

Sciophobia juga umum terjadi pada jenis fobia lainnya seperti phasmophobia (takut hantu), autophobia (takut sendirian), nyctophobia (takut malam hari), achluophobia (takut kegelapan) dan necrophobia (takut benda mati).

Ketika rasa ketakutan akan bayangan ini memburuk tentu saja akan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, yang menyebabkan penurunan kualitas hidup.

Baca Juga: Hoaks Atau Fakta: Benarkah prakerja.vip Buka Pendaftaran Prakerja Gelombang 11?

Orang dengan sciophobia tidak dapat membedakan antara bayangan dan sentuhan realitas.

Mereka menjadi cemas dan menganggapnya sebagai tanda ngeri atau kehadiran pengunjung yang tidak diinginkan atau hal-hal yang dapat merugikan mereka.

Seorang penderita sciophobia ketika tidur biasanya mereka lebih suka tidur di ruangan yang cukup terang untuk menghindari pembentukan bayangan oleh benda-benda yang ada di kamar mereka.

Mereka juga akan tampak ketakutan, menjerit atau menangis saat menemukan bayangan bayangan mereka sendiri.

Baca Juga: Peneliti di Inggris Uji Coba Vaksin TBC untuk Pasien Covid-19, Apakah Efektif? 

Kondisi tersebut mempengaruhi kehidupan sosial, profesional dan pribadi seseorang dan dapat menyebabkan mereka mengisolasi diri.

Tidak ada penyebab pasti dari sciophobia, namun kombinasi peristiwa kehidupan yang traumatis dan genetik dapat memicu kondisi tersebut.

Para ahli percaya bahwa seseorang dengan riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan lebih rentan untuk mengembangkan kondisi tersebut bila dikombinasikan dengan peristiwa traumatis tertentu di masa lalu.

Alasan lain untuk sciophobia adalah adanya jenis fobia lainnya. Jika seseorang takut pada hantu atau waktu gelap, kemungkinan memicu ketakutan akan bayangan lebih besar.

Baca Juga: Usai Ada UU Ciptaker, PKS Prediksi Produk Pertanian Impor akan Semakin Gempur Tanah Air

Beberapa gejala yang dialami seseorang sciophobia seperti:

1. Merasa sangat cemas dan takut saat melihat bayangan

2. Merasa sangat cemas saat memikirkan tentang bayangan

3. Menghindari ruang bayangan di rumah

4. Mengalami respon fisiologis, seperti berkeringat, ketegangan otot, dan gemetar, sesak nafas, mual, detak jantung meningkat

Baca Juga: Lokasi Kios Pedagang di Pasar Cibadak Sukabumi Rata dengan Tanah Akibat Kebakaran

5. Mengisolasi diri sendiri atau selalu menginginkan seseorang untuk menemani aktivitas sehari-hari seperti ke kamar mandi.

6. Dan lain-lain.

Sciophobia kebanyakan dimulai pada masa kanak-kanak, maka penting untuk setiap orang tua terus memperhatikan kebiasaan ketakutan pada anaknya dan berkonsultasi dengan ahli medis jika menemukan gejala-gejala yang tidak biasa.

Fobia ini sangat memerlukan bantuan dari para ahli. Jadi jangan lupa untuk konsultasikan kepada psikolog atau psikiater. Karena seperti yang sudah dijelaskan di atas setiap orang yang memiliki Sciophobia ini memiliki penyebab yang berbeda-beda.

Baca Juga: Uji Coba Vaksin BCG untuk Perlindungan Covid-19 Tengah Dilakukan di Inggris

Seorang psikolog atau psikiater biasanya akan memberikan psikoterapi seperti terapi perilaku kognitif untuk meredakan kecemasan, dan membantu penderita menghilangkan pikiran-pikiran negatif tentang objek ketakutannya. Obat-obatan juga dapat diresepkan oleh psikiater.

Selain itu, beberapa kegiatan self-care seperti meditasi, visualisasi positif, dan yoga juga dianggap mampu meredakan kecemasan seseorang dengan fobia ini. ***

 

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Boldsky

Tags

Terkini

Terpopuler