Psikoterapis dan Pakar Hubungan Berikan Tips Hadapi Putus Cinta saat Pandemi Covid-19

27 Mei 2020, 20:55 WIB
ILUSTRASI pasangan.* /Pexels

PIKIRAN RAKYAT – Di masa Pandemi seperti ini, salah satu hal paling di hindari adalah putusnya hubungan cinta dengan pasangan.

Karena hal tersebut bagi sebagian orang mungkin berat, apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang bisa membuat semakin sulit mencari udara segar di luar rumah.

Baca Juga: Presiden Jokowi Kawal Persiapan New Normal, Kurva Penyebaran Covid-19 jadi Pertimbangan

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Antara, begini kata seorang psikoterapis bagaimana menghadapi sulitnya putus cinta di tengah Pandemi.

"Lebih sulit jika putus cinta saat ini. Ada perasaan tak nyaman sebagai akibat dari pandemi, dan jika Anda menambahkan emosi itu ke perasaan putus cinta dan tidak punya jalan keluar, bisa menyulitkan," kata psikoterapis, Matt Lundquist seperti dilansir Shape.

Baca Juga: Kemensos: Pencairan Bantuan Sosial Tunai Warga Terdampak Covid-19 Gelombang Kedua Cair Awal Juni

Tetapi ini normal, jadi jangan panik. Ini tak berarti Anda ditakdirkan untuk berbulan-bulan mengalami kesedihan.

Lundquist dan pakar hubungan Monica Parikh punya tips untuk Anda mengatasi patah hati usai hubungan yang putus:

Bicara pada keluarga dan teman

Bahkan jika Anda belum berbicara dengan seorang teman dalam beberapa waktu karena Anda terlibat dalam hubungan, hubungi dan jelaskan situasinya bisa berdampak baik untuk Anda.

Baca Juga: Sebut Kasus Pandemi Corona di AS Suram, WHO: Benua Amerika Telah Jadi Episentrum Baru Covid-19

Anda juga dapat menemukan beberapa cara yang menyenangkan untuk terhubung saat masih menjaga jarak sosial, seperti menggunakan Zoom, mengambil kelas latihan daring bersama, atau menggunakan Netflix Party.

Pada dasarnya, lebih dari segalanya, Anda perlu terhubung bahkan untuk sekedar mengetahui seseorang di sana untuk mendengarkan Anda curhat dan menangis.

Baca Juga: Tetap Kuatkan Imunitas Tubuh, Prajurit Kodim 0612/Tasikmalaya Siap Jalankan New Normal

Temukan hobi

Di masa kerja dari rumah saat ini, Anda berpeluang lebih besar menemukan hobi Anda. Parikh menyarankan Anda memilih sesuatu yang benar-benar Anda sukai, misalnya melukis, atau memasak resep baru.

Kegiatan ini akan membantu Anda menetapkan identitas Anda terpisah dari hubungan Anda, dan memberi Anda sesuatu untuk dinanti-nantikan setiap hari.

Baca Juga: Diejek Karena Menggunakan Masker, Joe Biden Sebut Donald Trump Sebagai Orang yang 'Bodoh'

Belajar dari hubungan

Setiap hubungan berakhir karena suatu alasan, dan Anda perlu memberi diri Anda waktu untuk benar-benar memproses perpisahan itu dan melihat apa yang salah.

Cara ini bisa membantu menginformasikan keputusan Anda ketika Anda merasa siap untuk hubungan baru. Jika tidak, Anda berisiko hanya mengulangi keslaahan yang sama berulang-ulang.

Baca Juga: Demi Ingin Nikahi Perempuan Lain, Seorang Suami Tega Bunuh Sang Istri dengan Gigitan Ular Kobra

"Jika Anda melihat hubungan Anda sendiri, kemungkinan akan ada semacam bias di sana, baik terhadap mantan pasangan Anda atau diri Anda sendiri," kata Lundquist.

Untungnya, berkat telemedik dan serangkaian aplikasi kesehatan dan terapi mental yang muncul, Anda tidak perlu menunggu dunia pulih dari Covid-19 untuk berbicara dengan seseorang.

Pikirkan perasaan sendiri

Anda benar-benar tidak dapat menyembunyikan perasaan Anda saat ini. Dapat dimengerti jika emosi Anda bisa menyakitkan dan tidak nyaman, terutama selama putus cinta.

Baca Juga: Bikin Warga Resah, Gelombang Pasang Terjang Pantai Cipatujah

"Rasa sakit bisa menjadi katalisator untuk sesuatu yang jauh lebih besar, seperti bertanya pada diri sendiri pertanyaan-pertanyaan sulit misalnya tentang apa yang Anda inginkan dalam hidup dan dalam suatu hubungan," tutur Parikh.

Untungnya, Anda tidak harus benar-benar hanya menyelami perasaan Anda sepanjang hari setiap hari.

Baca Juga: Terima Peringatan pada Unggahannya, Donald Trump Menuduh Twitter Campuri Urusan Pemilu 2020

Parikh merekomendasikan olahraga, meditasi, atau menulis jurnal sebagai cara untuk mengeluarkan perasaan Anda, kemudian mencoba untuk memahami dari mana perasaan itu berasal.

Apakah itu kepercayaan yang berasal dari masa kecil Anda, atau sesuatu hubungan Anda membuat Anda percaya diri? Anda bisa mempertanyakan hal-hal itu dan mudah-mudahan, sampai pada pemahaman yang lebih dalam tentang diri Anda.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler