Kelapa Sawit Dijadikan Biodiesel, Greenpeace: Emisinya Lebih Besar Ketimbang BBM

- 4 Oktober 2020, 12:21 WIB
Ilustrasi: pohon kelapa sawit/
Ilustrasi: pohon kelapa sawit/ /pixabay/Capri23auto

PR TASIKMALAYA – Energi terbarukan (Renewable energy) merupakan isu yang terus berkembang dari tahun ke tahun.

Penelitian dan inovasi terus dilakukan untuk menemukan bahan yang efektif dijadikan sumber energi terbarukan. Pengembangan energi ini, harus menemukan bahan dan kompisisi yang tepat.

Dikatakan demikian, karena selain bahannya yang baru terbarukan, efek yang dihasilkan pun harus sama dengan energi yang tak terbarukannya.

Baca Juga: 10 Hal yang Bisa Dilakukan saat Karantina Mandiri, Salah Satunya Meditasi

Di sisi lain, pengembangan energi terbarukan harus melihat segi keramahan terhadap lingkungan. Salah satu bahan dasar energi terbarukan yang tengah menjadi perbincangan adalah kelapa sawit.

Namun, menurut Kepala Kampanye Hutan Greenpeace Indoneisa, Kiki Taufik menyebut, emisi karbon dioksida (CO2) dari proses produksi biodiesel dari kelapa sawit lebih besar ketimbang bahan bakar minyak (BBM) dari fosil.

Dalam forum Editorial the Society of Indonesia Environmental Journalists (SIEJ) dengan bahasan Build Back Better: Bangkit dari Krisis dengan Pembangunan Rendah Karbon di Sektor Kehutanan, secara daring di Jakarta pada Sabtu, 3 Oktober 2020.

Baca Juga: Satgas Penanganan Covid-19 Kota Sukabumi sebut Ada Enam Kasus Tambahan Virus Corona

Taufik juga mengatakan, jika kebijakan reduksi emisi yang sedang dijalankan pemerintah saat ini belum tepat, contohnya pengembangan energi baru terbarukan (EBT) memakai biofuel.

Ia menyebut, nilai emisi karbon dioksida dari pembakaran satu liter biodiesel 38 persen lebih kecil dibandingkan dengan pembakaran minyak solar.

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x