Bio Profil Pengguna Instagram Palestina Diterjemahkan Jadi Teroris, Meta Minta Maaf

- 23 Oktober 2023, 13:30 WIB
Meta mengucapkan permintaan maaf atas bug yang terjadi pada fitur terjemahan otomatis di Instagram pada bio profil pengguna dari Palestina yang diterjemahkan menjadi teroris.
Meta mengucapkan permintaan maaf atas bug yang terjadi pada fitur terjemahan otomatis di Instagram pada bio profil pengguna dari Palestina yang diterjemahkan menjadi teroris. /Portal Purwokerto/Unsplash/Solen Feyissa

PR TASIKMALAYA - Meta perusahaan yang menaungi beberapa media sosial ternama seperti Instagram dan Facebook menyatakan permintaan maafnya atas bug yang terjadi pada sistem terjemahan otomatis di Instagram.

Hal itu terjadi ketika banyak pengguna Instagram dari Palestina mendapati terjemahan bio profilnya diterjemahkan sebagai teroris.

Dilansir 404 media, hal ini terjadi pada bio Instagram yang mencantumkan emoji bendera Palestina, tulisan Alhamdulillah yang ditulis dalam tulisan Bahasa Arab.

Ketika tulisan tersebut diterjemahkan secara otomatis ke dalam bahasa lainnya, frasa dari terjemahannya adalah "Alhamdulillah, teroris Palestina".

Baca Juga: Jangan Salah! Ini Syarat Utama KUR BRI yang Sering Terlewat

Pada awalnya tak banyak orang yang tahu. Sebelum kemudian hal ini menjadi viral dan dianggap sebagai bias dari keberpihakan Meta pada isu Israel dan Palestina.

Atas hal itu, Juru Bicara Meta menyatakan bahwa mereka secara langsung telah memperbaiki bug atau kesalahan yang ditimbulkan dari fitur terjemahan otomatis Bahasa Arab. Selain itu, permintaan maaf juga diutarakan secara langsung.

"Kami memperbaiki masalah yang menyebabkan terjemahan Bahasa Arab yang tidak tepat di beberapa produk kami. Kami dengan tulus meminta maaf atas hal yang terjadi ini," kata Juru Bicara Meta sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Guardian, Senin, 23 Oktober 2023.

Sebelumnya, Sekretaris Electronic Frontiers Australia sekaligus warga Palestina yang tinggal di Australia, Fahad Ali menyatakan bahwa hal ini menimbulkan rasa takut akan adanya bias digital di media sosial.

Halaman:

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x