PR TASIKMALAYA - Dikabarkan jika Apple akan merilis emoticon atau emoji baru untuk iOS 15.4.
Namun, emoji yang dirilis Apple tersebut dikritik oleh kritikus media sosial.
Terdapat tiga emoji Apple yang dikritik oleh kritikus media sosial.
Tiga emoji baru Apple yang dikritik adalah seorang pria hamil, orang hamil dengan gender netral, dan orang bermahkota.
Baca Juga: Edy Mulyadi Mangkir Panggilan Bareskrim, Muannas Alaidid: Dia Sadar Saat Penuhi Pasti Nggak Pulang
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari New York Post pada 29 Januari 2022, Apple merilis sejumlah emoji baru untuk membuat wacana digital lebih inklusif dengan emoji non biner.
Namun, emoji progresif terbaru tidak cocok dengan banyak orang di Twitter.
Kritikus juga yang menuduh pencipta emoji kartun tersebut bertindak terlalu jauh.
Menurut Emojipedia, rangkaian simbol ekspresif baru ini akan mencakup beberapa emoji seperti wajah yang meleleh, wajah dengan mata yang mengintip.
Baca Juga: Studi Stanford University Ungkap Dampak Kompor Gas Pemicu Penyakit Asma, Begini Penjelasannya
Ada pula emoji wajah dengan mulut diagonal, wajah dengan garis putus-putus, dan penggambaran menggigit bibir yang nakal.
Menurut para pembuat emoji tersebut ideal untuk mengekspresikan "rayuan" atau "gairah.”
Emoji baru juga tersedia tujuh gerakan tangan baru dan 25 simbol jabat tangan multiras
Emoji tangan tersebut mencakup spektrum warna dari putih hingga hitam dan banyak pigmen di antaranya.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar Favorit Mengungkapkan Apa yang Menanti Anda di Bulan Februari
Sistem operasi iOS 15.4 untuk Apple tersebut masih tahap beta namun 37 emoji akan ditampilkan.
Kontroversi perilisan emoji oleh Apple sendiri bukan jadi kali pertama.
Pada tahun 2020, Apple merilis emoji Santa Claus yang ambigu secara seksual
Emoji tersebut dirilis beriringan dengan sistem operasi baru Apple, iOS 14.2.
Baca Juga: Serial Netflix All of Us Are Dead Memicu Kontroversi karena Menampilkan Adegan Ini di Sekolah!
Emoji tersebut membuat marah para kritikus konservatif.
Mereka menuduh pembuatnya mengabadikan apa yang disebut perang pada Natal.***