Waspada! 700 Juta Data Pengguna LinkedIn Dicuri dan Dijual di Dark Web

30 Juni 2021, 12:20 WIB
700 juta data pengguna platform sosial khusus untuk tenaga profesional dan pencari kerja, LinkedIn dicuri dan dijual di dark web.* /Unsplash.com/inlytics | LinkedIn Analytics Tool

PR TASIKMALAYA – Platform sosial khusus untuk tenaga profesional dan pencari kerja yaitu LinkedIn, lagi-lagi mengalami pencurian data.

Jika di bulan April lalu data pengguna LinkedIn yang dicuri hanya 500 juta.

Kini data LinkedIn yang dicuri hingga berhasil dijual di dark web mencapai 700 juta!

Baca Juga: Tegaskan Ayu Ting Ting jadi Satu-satunya Wanita yang Disukai, Ivan Gunawan: Cuma Dia Doang

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Threat Post, sebanyak 700 juta data pengguna tersebut saat ini masih dijual di salah satu forum hacker populer.

Hacker tersebut menamai dirinya sendiri sebagai GOD User TomLiner.

Berdasarkan penelusuran Privacy Sharks, GOD User TomLiner mulai menjual 700 juta data LinkedIn di RaidForums per tanggal 22 Juni 2021.

Baca Juga: Lirik Lagu Negara Lucu - ENAU, Berisikan Sindiran hingga Dibanjiri Respon dan Komentar Lucu

Memastikan bahwa iklannya tidak sembarangan, si hacker bahkan menawarkan satu juta data secara cuma-cuma.

Privacy Sharks lalu memeriksa satu juta data LinkedIn yang diberikan secara gratis oleh GOD User TomLiner.

Hasilnya, data yang diberikan dapat dikategorikan sangat valid.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Babak 16 Besar Euro 2021: Inggris Rayakan Kemenangan Atas Jerman di Depan Publiknya

Sebab tercantum nama lengkap, jenis kelamin, alamat email, nomor telepon, hingga informasi pekerjaan yang sedang digeluti.

Dari mana GOD User TomLiner mengambil data ini masih belum diketahui.

Sebab pihak LinkedIn sendiri sudah membantah secara tegas soal kebocoran data dari perusahaan mereka.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cinta Rabu 30 Juni 2021: Taurus Siap-siap Akan Bertemu Mantan Hari Ini

“Sementara kami masih menyelidiki masalah ini, temuan awal kami menyebutkan bahwa informasi tidak hanya diambil dari LinkedIn tetapi juga diambil dari sumber lain,” jelas perwakilan perusahaan platform sosial tenaga profesional tersebut.

“Kejadian ini bukan karena kebocoran data LinkedIn dan penyelidikan kami juga telah menemukan tidak adanya kebocoran data dari member privat LinkedIn.

"Mencuri data dari LinkedIn adalah pelanggaran terhadap Aturan Pemakaian kami dan kami akan terus berupaya untuk memastikan privasi anggota terjaga,” lanjut perwakilan LinkedIn di depan awak media.

Baca Juga: Lirik Lagu Hello Future - NCT Dream, Ekspresi Tumbuh Kuat Menyongsong Masa Depan Penuh Harapan

Dijelaskan Privacy Shark, pihak mereka juga belum bisa memastikan apakah penjualan data LinkedIn kali ini berkaitan dengan pencurian data di bulan April kemarin.

“Kali ini kami tidak bisa memastikan apakah catatan ini berasal dari akumulasi data yang dicuri kemarin beserta kumpulan profil publik, atau justru informasi diambil dari akun privat,” tulis Privacy Shark di laman pribadinya pada hari Senin, 28 Juni 2021.

Dugaan sementara Privacy Shark, 700 juta data pengguna yang dicuri berasal dari profil LinkedIn yang pengaturannya dibiarkan publik alias bisa dilihat sesama pengguna lainnya secara bebas.

Baca Juga: Hasil Pertandingan Babak 16 Besar Euro 2021: Ukraina Butuh Waktu 120 Menit untuk Taklukan Swedia

Privacy Shark juga menduga bahwa mesin yang digunakan untuk mencuri 700 data LinkedIn untuk kemudian dijual di dark web, sama dengan yang digunakan dalam pencurian di bulan April lalu.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Threat Post

Tags

Terkini

Terpopuler