Soewardi termasuk ke dalam golongan keluarga ningrat yang memiliki hak untuk bersekolah pada saat zaman kolonial Belanda.
Soewardi atau Ki Hajar Dewantara menyelesaikan pendidikan dasarnya di ELS (Sekolah Dasar Belanda).
Baca Juga: Sean Gelael dan Tim Jota #28 Raih Podium Ketiga LMP2 di WEC Belgia
Kemudian, melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumi Putra). Namun, disebutkan bahwa Soewardi tidak menyelesaikan pendidikannya di STOVIA karena alasan sakit.
Selanjutnya, Soewardi memulai kariernya sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, seperti Midden Java, De Express, dan Oetoesan Hindia.
Pada tahun 1912, Soewardi bergabung dengan organisasi Indische Partij bersama dengan rekannya Dr. Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker, sehingga ketiganya pun disebut tiga serangkai.
Baca Juga: Kondisi Suami Kritis, Joanna Alexandra Minta Doa untuk Kesembuhan Raditya Oloan
Akan tetapi, tiga serangkai tersebut dihukum di buang ke Belanda akibat sebuah tulisan yang berjudul Als Ik Eens Nederlander Was yang berarti Andai Aku Seorang Belanda.
Meski demikian, Soewardi kembali ke Indonesia pada 1919. Setelahnya, pada 3 Juli 1922, Soewardi mendirikan Perguruan Taman Siswa.
Lalu, pada saat berusia 40 tahun, Soewardi mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara.