PIKIRAN RAKYAT – Seleksi masuk perguruan tinggi selalu menjadi momen yang dinanti para calon mahasiswa baru.
Program studi yang ditawarkan oleh berbagai lembaga perguruan tinggi sangat beragam dari yang paling diminati sampai yang jarang diminati.
Ketua Pelaksana Eksekutif Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Budi Prasetyo Widyobroto mengatakan, tahun ini tren program studi favorit yang menjadi pilihan calon mahasiswa belum bergeser dari tahun-tahun sebelumnya.
Namun, yang menarik perhatian adalah program studi Aktuaria dalam kurun waktu 2-3 tahun terakhir tergolong baru, namun dengan peminat yang tinggi.
Aktuaria merupakan ilmu tentang pengelolaan risiko keuangan di masa yang akan datang. Adapun Ilmu Aktuaria merupakan kombinasi antara ilmu tentang peluang, matematika, statistik, keuangan dan pemrograman komputer.
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari situs resmi Kemendikbud RI, Budi Prasetyo mengungkapkan bahwa Aktuaria menjadi salah satu program studi yang jumlah pendaftarnya cukup tinggi.
Baca Juga: Menyentuh Perasaan, 10 Soundtrack Drama Korea Paling Ikonik Sepanjang Dekade
“Aktuaria itu sudah jadi (prodi) favorit. Jumlah pendaftarnya tinggi. Sebenarnya Aktuaria itu gabungan antara akuntansi dengan matematika.
"Sifatnya itu bicara data, banyak statistik, kemudian memprediksi. Aktuaria banyak digunakan untuk asesmen asurasi, dan sebagainya,” tutur Budi Prasetyo seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari situs resmi Kemendikbud RI.
Semenjak ada keputusan pemerintah yang mewajibkan setiap perusahaan asuransi mempunyai minimal seorang aktuaris, kebutuhan akan lulusan aktuaria melonjak.
Salah satu penyebab sulitnya mendapat tenaga aktuaria untuk asuransi karena banyaknya aktuaris yang bekerja di luar perusahaan asuransi. Mereka lebih suka bekerja di perusahaan konsultan aktuaria.
Tak hanya dibutuhkan di bidang asuransi saja, industri jasa keuangan lain pun membutuhkan peran sentral para aktuaris.
“Setiap perusahaan yang mengeluarkan produk berjangka pasti memerlukan aktuaris,” tutur Risza Bambang, konsultan aktuaria dari Padma Radya Aktuaria.
Faktanya, sebuah perusahaan asuransi memerlukan beberapa atau bahkan puluhan aktuaris. Hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor banyaknya peminat jurusan Aktuaria.
Beberapa perguruan tinggi di Indonesia seperti ITB, UI, UGM, dan IPB menjalin kerja sama dengan Persatuan Aktuaris Indonesia sehingga lulusan gres dari sana setidaknya sudah menyelesaikan beberapa mata ujian sertifikasi Aktuaria. Jadi sisa mata ujian yang lain bisa ditempuh sambil bekerja.
Menurut Budi, pada dasarnya semua program studi bagus. Namun setiap individu atau lulusannya harus punya nilai tambah agar memiliki keunggulan dibanding yang lain.
Baca Juga: Indonesia Punya Anak Berpostur Pendek Terbanyak Kelima di Dunia Akibat Stunting, Ketahui Dampaknya
“Kalau diikuti soft skills-nya , ditambah belajar bahasa Inggris sendiri, kemudian bisa menari dan sebagainya, akan memiliki nilai tambah.
Saya punya adik-adik binaan yang mengambil Sastra Nusantara. Begitu lulus, dia kerja di luar negeri, di kantor-kantor kedutaan, karena dia bisa memiliki nilai lebih, ada nilai budaya,” pungkasnya.***