Kemudian sampai dengan saat ini masih mengumpulkan jumlah korban yang terluka dan tengah dirujuk untuk menuju ke rumah sakit setempat.
Selain itu, laman The Guardian juga menjelaskan kronologi yang terjadi dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang tersebut.
“Perkelahian kabarnya dimulai saat ribuan suporter Arema berhamburan ke lapangan usai timnya kalah. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan, namun beberapa pemain Arema yang masih berada di lapangan juga ikut diserang,” tulis dari laman The Guardian, Minggu, 2 Oktober 2022.
Selain lama The Guardian, kemudian media asal Amerika Serikat, New York Times juga turut mengabarkan kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang tersebut.
Laman New York Times menuliskan beberapa korban jiwa setelah para suporter dari Arema FC yang mencoba untuk masuk ke lapangan setelah pertandingan usai.
Selain itu, laman New York Times juga mengungkapkan bahwa masalah tersebut telah lama dialami dalam sepak bola Indonesia.
“Kekerasan sepak bola telah lama menjadi masalah bagi Indonesia. Kekerasan, seringkali persaingan mematikan antara tim-tim besar adalah hal biasa,” tulis laman New York Times.
Laman New York Times juga turut mengomentari dimana pada setiap pertandingan polisi anti huru hara selalu ada.
Baca Juga: 2 Saksi Mengaku Lihat Rizky Billar Lakukan KDRT pada Lesti Kejora, Polisi: Sudah Diperiksa