Singkirkan Korea Selatan dan Jadi Juara Grup A, Tim Putra Indonesia Tetap Kena Sentil Susy Susanti

- 13 Februari 2020, 10:13 WIB
TIM bulutangkis putra Indonesia di BATC.*
TIM bulutangkis putra Indonesia di BATC.* /DOK PBSI/

PIKIRAN RAKYAT – Tim putra Indonesia telah melalui pertandingan fase grup A dengan melawan Korea Selatan pada kemarin sore, 12 Februari 2020.

Dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari situs resmi PBSI, tim putra Indonesia sudah memastikan diri sebagai juara grup A di Badminton Asia Team Championship usai unggul dengan skor 4-1 atas korea.

Pertandingan dibuka dengan rubber game penuh ambisi yang dilalui Anthony Sinisuka Ginting. Usaha Anthony tersebut menjadi pembuka jalan bagi tim Indonesia setelah mengalahkan Heo Kwang Hee dengan skor 24-22, 19-21, 21-16.

Baca Juga: Lama Dinantikan, Drama Korea 'Arthdal Chronicles' Season Kedua Akhirnya Diproduksi

Pertandingan Anthony berlangsung seru di game pertama. Diawali dengan tertinggal poin 1-7, Anthony balik memimpin di interval game dengan kedudukan 11-10 hingga akhirnya mengamankan game pertama.

Begitu pun dengan game kedua Anthony langsung mengawali dengan unggul 10-3. Namun di akhir game kedua, Heo mulai mengejar dan dimenangkannya, hingga game penentuan terpaksa dimainkan.

Pada game ketiga ini terlihat kedua pemain saling berkejaran angka hingga 15-15. Akhirnya poin penentuan dimenangkan Anthony.

Baca Juga: JSH: Hoaks Akan Tetap Ada, Malah Menjamur di Tahun Politik

“Saya sudah pernah ketemu dia sebelumnya, dan memang ramai juga pertandingannya. Saya sudah antisipasi. Hari ini kami sama-sama banyak membuat kesalahan sendiri. Kondisi lapangan yang agak licin membuat saya ragu untuk main full speed, karena saya beberapa kali terpleset, lawan juga,” kata Anthony setelah pertandingan.

“Sebetulnya dari cara mainnya sudah benar, tapi karena banyak ragu-ragu, posisi menyerang saya jadi kurang pas dan ini mempengaruhi penampilan tadi,” ujar Anthony

Kemudian, permainan memasuki ganda putra dengan diterjunkannya Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang berhasil menambah keunggulan tim putra Indonesia menjadi 2-0.

Baca Juga: Ratusan Bayi di Tasikmalaya Meninggal dalam Proses Kelahiran Setiap Tahunnya, Kadis: Menurun Signifikan Berkat Posyandu

Pasangan rangking satu dunia tersebut menang straight game atas Choi Solgyu/Kim Won Ho, dengan skor 21-14, 21-16.

Namun saat pemain tunggal kembali dimainkan melalui Jonatan Christie, usaha keras Jonathan untuk mematahkan pertahanan Son Wan Ho belum berhasil menyumbang kemenangan.

Jonathan terpaksa kembali mengakui kemenangan Son Wan Ho dengan skor 16-21, 25-27.

Baca Juga: Kenali 3 Fitur Baru WhatsApp yang Dirilis Tahun 2020, Salah Satunya Hapus Pesan Tanpa Pencet Tombol

Posisi Indonesia yang butuh satu poin untuk unggul, akhirnya dipenuhi dengan kemenangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang turun di partai keempat melawan Na Sung Seung/Wang Chan dengan skor 21-10, 21-14.

“Kami bersyukur bisa menyumbang angka. Di pertandingan tadi kami mencoba lebih berani dan tidak terpengaruh kekalahan Jonathan. Kami tetap yakin karena tim kami sudah unggul, kami berusaha fokus ke pertandingan,” ujar Fajar mengakui berusaha tidak terpengaruhi dengan kekalahan yang diderita Jonatan.

“Lawan kami adalah pemain muda, mereka masih membuat kesalahan sendiri di awal game. Sempat mepet poinnya, tapi kami bisa mengatasi,” tambah Rian.

Baca Juga: Lama Dinantikan, Drama Korea 'Arthdal Chronicles' Season Kedua Akhirnya Diproduksi

“Kondisi lapangan memang licin, tapi kalau di ganda, beda dengan di tunggal yang pergerakannya jauh-jauh. Tadi kami langsung bermain menyerang dari awal permainan,” sebut Fajar.

Lima partai yang dimainkan Indonesia, akhirnya ditutup dengan kemenangan Rhustavito dalam permainan tunggal bergaya rubber game dengan skor 15-21, 21-13, 21-14.

Namun kemenangan ini masih terlalu dini bagi Susy karena masih ada pertandingan semi final dan final yang harus diusahakan tim putra.

Baca Juga: JSH: Hoaks Akan Tetap Ada, Malah Menjamur di Tahun Politik

Oleh karenanya, Susy Susanti tetap memberikan beberapa pandangan penuh kritik atas permainan yang dimainkan tim putra Indonesia dalam lima partai tersebut.

"Seperti yang kita bicarakan bahwa Korea bukan tim yang mudah dikalahkan, tiap partai ada perlawanan, sebetulnya bisa menang 5-0, tapi Jonatan belum main di penampilan terbaik. Mainnya masih monoton dan terbawa irama lawan. Ini jadi pelajaran buat Jonatan untuk pertandingan selanjutnya," tutur Susy mengawali kritikan pada Jonatan yang masih terpengaruh lawan.

"Kami memang yakin bisa ambil di dua ganda, dan satu ambil dari tunggal. Sebetulnya punya peluang juga sapu bersih, tapi balik lagi, Korea adalah tim yang kuat. Anthony juga masih belum adaptasi di awal permainan sampai ketinggalan 1-7 di game pertama," tutur Susy.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya Kamis 13 Februari 2020: Tamansari dan Pancatengah Diguyur Hujan Lokal

Susy juga memberikan masukan kepada para pemain soal kondisi lapangan yang cukup licin.

"Pemain harus lebih siap dengan kondisi seperti ini. Mereka sudah pernah menghadapi situasi yang sama, kalau terpeleset ya dijatuhkan saja badannya, tidak usah ditahan, malah bisa cedera. Kalau main ragu-ragu dan setengah-setengah juga jadinya nggak bisa fokus. Lapangan juga harus sering dipel, supaya tidak basah dan tambah licin," tutup Susy.***

Editor: Gugum Rachmat Gumilar

Sumber: Badminton Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x