Zainudin Amali Ingatkan Naturalisasi Pemain Merupakan Kebutuhan Jangka Pendek

9 November 2022, 12:40 WIB
Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali. /Pikiran Rakyat/Amir Faisol.

PR TASIKMALAYA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali menegaskan bahwa langkah dalam naturalisasi atau pemberian kewarganegaraan kepada calon pemain untuk dapat membela Timnas Indonesia, merupakan kebutuhan jangka pendek.

Selain itu, Zainudin Amali juga menyebut bahwa langkah tersebut demi mempercepat prestasi Tim Nasional Indonesia.

Hal tersebut, disampaikan oleh Zainudin Amali dalam menanggapi proses naturalisasi pesepak bola asal Belanda, yakni Shayne Pattynama, yang telah mendapatkan persetujuan dari Komisi X DPR RI, pada Selasa, 8 November 2022.

“Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan pemain-pemain seperti yang sudah kami naturalisasi dua orang (Jordi Amat dan Sandy Walsh) ditambah hari ini Shayne Elian Jay Pattynama,” kata Zainudin Amali dalam siaran pers di Jakarta, pada Selasa, 8 November 2022.

Baca Juga: Termasuk BLACKPINK, 8 Group K-pop Ini Debut Tanpa Pemimpin

Menpora juga tidak ingin naturalisasi pemain menjadi satu-satunya opsi untuk dapat meningkatkan prestasi badi Timnas Indonesia.

Menurutnya, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tetap harus mengutamakan dalam pembinaan para atlet-atlet muda dalam negeri.

“Tetapi sekali lagi, kita tetap bertumpu kepada pembinaan karena talenta kita tidak kurang, akademi-akademi di klub-klub itu juga melakukan pembinaan,” tambahnya, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman ANTARA, Rabu, 9 November 2022.

Menpora juga tidak menampik bahwa naturalisasi juga dibutuhkan, karena adanya kepentingan mendesak dan salah satunya untuk kebutuhan Timnas senior.

Baca Juga: HUT Persis Solo ke-99 Diisi dengan Melakukan Doa Bersama untuk Para Korban Tragedi Kanjuruhan

Timnas Indonesia akan melakoni pertandingan-pertandingan di FIFA Matchday maupun Piala AFF demi meningkatkan peringkat Indonesia.

Zainudin Amali menyampaikan bahwa dalam upaya untuk mendukung pembinaan sepak bola di usia dini, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) bahkan pada bulan Agustus lalu telah meluncurkan Papua Footbal Academy (PFA) di Jayapura.

PFA merupakan sekolah bagi putra Papua dengan rentang usia 14 hingga 15 tahun, untuk mengasah bakat dan kemampuan mereka dalam bidang olahraga khususnya di sepak bola.

Menurut Presiden, dalam akademi tersebut, anak-anak nantinya akan dilatih tentang kedisiplinan dengan latihan yang dilakukan secara rutin dan didampingi oleh para pelatih dengan reputasi yang baik.

Baca Juga: Tes Psikologi: Terungkap Kepribadian Anda yang Sombong dan Menjengkelkan dengan Memilih Satu Hewan Ini

“Itu adalah komitmen kami dengan PSSI. Bahkan sekarang sebagai wujud dari komitmen itu, untuk pembinaan usia dini PSSI dan Kemenpora bekerja sama melakukan kursus pelatih bagi mantan-mantan pemain tim nasional yang sekarang basing berlangsung di Bali,” lanjutnya.

Melalui kursus pelatihan tersebut, diharapkan nantinya para pelatih dalam negeri bisa memiliki sertifikat C.

Sehingga para pelatih tersebut mempunyai reputasi dan kemampuan mumpuni untuk bisa melatih anak-anak usia dini sebagai calon pemain sepak bola di masa depan nantinya.

“Mudah-mudahan hasil yang kami hasilkan bersama ini akan membawa kemajuan untuk sepak bola Indonesia,” tutupnya.

Baca Juga: Meghan Markle Dinilai Sudah 'Tak Peduli' dengan Apa yang Dikatakan Keluarga Kerajaan Inggris

Seperti yang diketahui bersama bahwa sebelumnya, PSSI juga telah mengajukan dua calon pemain asing yang akan dinaturalisasi, yakni Jordi Amat dan Sandy Walsh agar disetujui untuk menjadi WNI.

Kini kedua pemain tersebut tinggal menanti momen untuk mengucapkan sumpah sebagai WNI dan akan memperkuat Timnas Indonesia.***

Editor: Al Makruf Yoga Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler