Badminton: Ganda Campuran Indonesia Saat Ini Terpuruk? Pelatih Bandingkan dengan Tontowi-Liliyana

3 Juli 2022, 18:54 WIB
Kini performa ganda campuran Indonesia belum bisa kembali ke level teratas jika dibandingkan dengan Tantoni-Liliyana. /PBSI

PR TASIKMALAYA - Kabar dari sektor ganda campuran badminton Indonesia yang sedang puasa gelar beberapa waktu belakangan.

Generasi ganda campuran Indonesia ini pun kerap dianggap terpuruk setelah kehilangan tokoh-tokoh paling berpengaruh.

Kekhawatiran soal ini pun disampaikan oleh Nova Widianto, pelatih ganda campuran Indonesia di PBSI Cipayung baru-baru ini.

Sektor ganda campuran di Cipayung yang kini diisi pasangan muda ini belum menunjukkan tajinya setelah kembalinya Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Baca Juga: Tes IQ: Butuh Penalaran Logis dari Otak Jenius? Selesaikan Persamaan Matematika Ini!

Menarik ke beberapa tahun belakang, sektor ganda campuran Indonesia sangat dihormati setelah Liliyana Natsir dan tontowi Ahmad berhasil menyabet medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu.

Tak hanya itu, Liliyana Natsir bahkan mampu mengoleksi 4 gelar Juara Dunia dengan dua partner yang berbeda, yaitu Nova Widianto yang kini menjadi pelatih Cipayung (2005 dan 2007) dan Tontowi Ahmad (2013 dan 2017).

Berkat deretan prestasi tersebut, Liliyana Natsir masuk pada Hall of Fame badminton di tahun 2022 bersama sang rival, Zao Yunlei dari China.

Selepas pensiunnya Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad, predikat sebagai tulang punggung ganda campuran Indonesia pun jatuh pada Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Lihat Wajah atau Pemain Saksofon? Ungkap Karakter Salah Satunya Ekstrovert

Meski tak sementereng Owi/Butet, Praveen/Melati sempat menyabet sejumlah gelar, termasuk All England tahun 2020.

Sayangnya, performa mereka menurun di tahun 2021 hingga mereka 'dikembalikan' ke klub asal mereka, PB Djarum awal tahun ini.

Seolah tak cukup di situ, pada 1 Juli 2022 PB Djarum mengumumkan bahwa Praveen Jordan mengalami cedera berat dan harus menjalani proses operasi.

Setelah mundur di turnamen Indonesia Open 2022, Praveen/Melati pun harus merelakan diri untuk tidak berkompetisi di Kejuaraan Dunia 2022 mendatang.

Baca Juga: Tes IQ: Bentuk Angka Terbesar dengan Pindahkan 1 Korek, Gunakan Logika Jenius dan Perhitungan Tepat

Kini, ganda campuran Indonesia pun diisi oleh pemain-pemain muda seperti Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati dan Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela.

Meski demikian, belum ada satu dari pasangan tersebut yang menonjol atau bisa berbicara banyak di turnamen sepanjang tahun ini.

Hal inilah yang rupanya dikhawatirkan oleh Nova Widianto selaku pelatih ganda campuran.

Dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari My Star, Nova mengakui bahwa generasi ganda campuran saat ini kesulitan menggantikan para senior mereka.

Baca Juga: Piala AFF U-19: Indonesia Mendapatkan Skor Seri Melawan Vietnam

"Saya sudah (melatih) di tim senior selama 4 tahun dan saat ini pasangan-pasangan (ganda campuran) tidak cukup bagus," ujarnya yang dikutip pada Minggu, 3 Juli 2022.

"Mereka kesulitan menggantikan posisi Tontowi-Liliyana," sambungnya.

Nova menyebut Owi/Butet karena mereka mampu mempertahankan posisi sebagai pemain kelas atas pada waktu yang panjang.

Hal ini pun rupanya ia harapkan pada Praveen/Melati meski sudah keluar dari tim nasional Cipayung.

Baca Juga: Tes IQ: Coba Temukan 7 Perbedaan pada Gambar Kucing Ini, Kalau Kamu Ngaku Cerdas dan Teliti Harusnya Bisa!

Ia berharap Praveen/Melati bisa mempertahankan posisi mereka dan masuk pada kualifikasi Olimpiade Paris 2022.

Di samping itu, ia pun masih optimis dengan generasi ganda campuran untuk generasi Rinov/Pitha dan di bawahnya.

Meski kini belum berbicara banyak, ia merasa akan mendapatkan pasangan ganda campuran yang kuat menjelang Olimpiade 2 tahun yang akan datang tersebut.

“Bagaimanapun, kami memiliki dua tahun lagi sebelum Olimpiade Paris 2024 dan saya optimis akan memiliki kombinasi yang kuat saat itu," ujarnya.***

Editor: Ghassan Faikar Dedi

Sumber: The Star

Tags

Terkini

Terpopuler