Jatuhnya Rupiah Dikaitkan dengan Kebijakan Anies Baswedan, Fraksi PDIP Meminta Jaminan

- 11 September 2020, 19:57 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. /Pikiran Rakyat

PR TASIKMALAYA - Keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginjak rem kedaruratan penanganan Corona membuat sejumlah Menteri Ekonomi kelabakan.

Mereka khawatir, penerapan kembali PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar secara ketat akan merontokkan perekonomian yang saat ini sedang diupayakan agar bisa tumbuh.

Kebijakan yang diambil Anies Baswedan menuai pro dan kontra. Salah satu suara kontra disampaikan Ketua Fraksi PDIP di DPRD DKI, Gembong Warsono.

 Baca Juga: Hoaks Atau Fakta: Apakah Kakek dari Politisi PDIP Arteria Dahlan Benar-benar Seorang PKI?

Gembong mencontohkan implementasi nol besar karena merujuk pelaksanaan PSBB total pertama pada April 2020.

Kata dia, PSBB total pertama sampai ketiga itu tak memberikan efek berarti.

"PSBB total pertama yang dilaksanakan satu, dua, tiga itu tak membawa efek yang begitu hebat karena pengawasan di lapangan tak berjalan dengan baik," jelas Wakil Ketua DPD PDIP Jakarta itu.

Baca Juga: Akui Tahu Segalanya Soal Pemimpin Korut, Trump Klaim Kim Jong Un Telah Membunuh Pamannya

Pun, ia heran dengan langkah yang selalu dibuat Anies seperti peraturan gubernur atau pergub, maka implementasi di lapangan tak sesuai.

Dia bilang jika memang Anies tetap bersikeras mau PSBB total dilaksanakan, maka mesti ada jaminan penyebaran Covid-19 bisa berkurang.

Tapi, jika implementasinya masih sama seperti PSBB sebelumnya dan masa transisi dinilai akan percuma.

"Apakah ada jaminan Pak Anies mampu menurunkan penyebaran Covid-19 dengan PSBB total sepanjang caranya masih sama seperti PSBB pertama. Kalau langkah masih seperti itu, saya punya keyakinan itu belum beri dampak yang signifikan," tuturnya, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Warta Ekonomi dengan judul Jeblok Gak Kira-Kira! Rupiah Udah Tembus Rp14.960 Per Dolar AS.

Baca Juga: Imbauan Baru MUI: Jangan Melaksanakan Salat Jumat dan Lima Waktu Berjamaah di Masjid

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan pun ditutup melemah.

Rupiah Jumat sore ditutup melemah 35 poin atau 0,24 persen menjadi Rp 14.890 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.855 per-dolar AS.

"Pasar masih merespon negatif pernyataan Gubernur DKI Jakarta pada Rabu malam lalu tentang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total mulai 14 September nanti," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.

Baca Juga: Wajib Tahu untuk Ciptakan Keluarga Harmonis! Ternyata ini 16 Faktor Penyebab Perceraian Pasangan

Dari eksternal, kasus Covid-19 global terus meningkat dan membuat harapan pemulihan ekonomi yang lebih cepat belum bisa berwujud.

Ada lebih dari 28 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia pada 11 September 2020, menurut data Universitas Johns Hopkins.

Sementara itu potensi Brexit tanpa kesepakatan terus mengemuka setelah Uni Eropa mengancam akan melakukan tindakan hukum terhadap Inggris.

Baca Juga: Airlangga Salahkan Anies Baswedan Soal IHSG, DPR: Takut Lockdown Akhirnya Di-Lockdown Puluhan Negara

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp 14.900 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 14.890 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.

Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp 14.979 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.871 per dolar AS.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah