Spekulasi juga muncul tentang kemungkinan mereka bergabung dalam satu koalisi besar.
"Berlarut-larutnya pembahasan nama cawapres melahirkan spekulasi bahwa PDIP dan Gerindra kemungkinan berkoalisi, memasangkan Prabowo dan Ganjar." kata Andreas Nuryono seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.
Jika koalisi besar ini terwujud, banyak partai akan bergabung, menciptakan koalisi yang sangat besar. Selain PDIP dan Gerindra, koalisi ini juga mencakup Golkar (8,4 persen), Demokrat (6,7 persen), PSI (6,0 persen), PAN (2,4 persen), dan PPP (2,2 persen), di antara lain.
Sementara itu, partai-partai seperti Perindo (1,6 persen), Gelora (1,3 persen), PBB (0,7 persen), Hanura (0,4 persen), dan Garuda (0,0 persen) juga ikut dalam koalisi. Sedangkan PKN (0,0 persen) dan Partai Buruh (0,0 persen) belum menyatakan dukungan mereka.
Di sisi Koalisi Perubahan, yang terdiri dari PKB, PKS, dan NasDem, mereka mendapatkan tambahan anggota baru yaitu Partai Ummat (0,4 persen).
Andreas juga mencatat bahwa elektabilitas capres Anies mengalami penurunan sejak awal tahun, meski pun meningkat setelah deklarasi Anies berpasangan dengan Muhaimin Iskandar yang didukung oleh PKB.
Survei ini dilakukan pada 11-17 September 2023 terhadap 1.200 responden dari seluruh provinsi dengan metode survei multistage random sampling, memiliki margin of error 2,89 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen. ***