Pengamat Sebut Anies Baswedan Mungkin Saja Dampingi Ganjar Pranowo di Pemilu 2024, Berikut Alasannya

- 27 Agustus 2023, 12:55 WIB
Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo
Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo /Foto. Net

PR TASIKMALAYA - Seorang peneliti Banten Institute for Governance Studies (BIGS) sekaligus Pengamat Kebijakan Publik dan Politik Dr Harits Hijrah Wicaksana menyatakan sebuah pernyataan yang menarik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu 2024), terkhusu mengenai bursa Calon Presiden (Capres).

Dalam hal ini, Harits menyatakan bahwa Capres, Anies Baswedan justru memiliki kemungkinan mengejutkan untuk mendampingi Capres, Ganjar Pranowo di Pemilu 2024 mendatang.

Pernyataan ini cukup mengejutkan, sebab Anies dan Ganjar diketahui hingga kini merupakan lawan politik di bursa Capres Pemilu 2024. Namun, Harits memberikan alasannya terkait hal ini.

Menurutnya, hingga kini Anies diketahui masih belum mendaftarkan diri sebagai Capres di Pemilu 2024 ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Atas hal itu, Harits menggambarkan situasi yang masih belum pasti ini sebagaimana kunci.

Baca Juga: Jelang Pilpres 2024, Anies Baswedan Berguru ke SBY Soal Kampanye dan Sudah Kunci Nama Cawapres

Baginya, situasi saat ini seperti kunci. Artinya masih belum mengunci satu sama lain. Sebab hingga saat ini, semua Capres yang diusung belum memutuskan untuk mengunci siapa atau bahkan saling mengunci.

"Diibaratkan sekarang ini sebagai kunci antara siapa dengan siapa tentu masih berpeluang untuk calon presiden maupun calon wakil presiden dan belum mengunci," kata Harits menjelaskan sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara, Minggu, 27 Agustus 2023.

Lebih lanjut, Harits menilai bahwa konstelasi politik itu bersifat fleksibel dan dapat cair kapan saja. Sebab menurutnya, prinsip dasarnya adalah mencapai kemenangan.

Terlebih baginya, dalam pertarungan politik sebenarnya tidak ada status kalah terhormat atau tidak terhormat. Melainkan hanya ada kemenangan.

Baca Juga: Guru Besar dan Akademisi di Yogyakarta Dukung Penuh Ganjar Pranowo, Ini Alasannya

Oleh karenanya, bagi Harits praktik politik praktis mencapai kekuasaan tentu tidak akan memperdulikan status kekalahannya. Melainkan melihat potensi kemenangannya.

Sebagai contoh, pada 2014 lalu Joko Widodo (Jokowi) memiliki jumlah suara yang cukup tinggi. Pihaknya memimpin dan mengalahkan suara dari Capres lainnya, yakni Prabowo Subianto.

Oleh karenanya, terbukti Head to Head hingga hasil akhir yang terjadi Jokowi memenangkan pertarungan atas Prabowo.

Begitupun dengan Ganjar menjelang Pemilu 2024. Menurut Harits jumlah suara elektoral yang berpengaruh dari partai pengusungnya, PDI Perjuangan menjadi ego tinggi untuk tak pernah mau mundur dari pertarungan.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Jokowi Temui Anies dan Tawarkan Gibran Jadi Bakal Cawapres

Namun, di sisi lain Prabowo juga tak akan bersedia disandingkan dengan Ganjar. Meski jumlah suaranya berada di bawah Ganjar. Maka potensi pergabungan antara keduanya dirasa tidak mungkin terjadi.

Atas hal ini, Anies yang juga diusung oleh koalisi dengan beberapa partai di dalamnya juga tak mau mundur. Namun, dengan adanya 3 Capres yang berpotensi tetap maju pada putaran pertama, membuat putaran kedua memiliki kemungkinan yang berbeda.

Harits menggambarkan pola putaran kedua dengan kemungkinan jumlah suara Prabowo kalah oleh Ganjar. Maka, Anies akan bergabung dengan Prabowo saat putaran kedua. Begitupun sebaliknya.

Jadi menurut Harits, kemungkinan bergabungnya antara 3 Capres yang ada hingga sekarang ini bisa saja terjadi. Sebab baik Ganjar, Prabowo, maupun Anies sama-sama memiliki tingkat suara yang cukup tinggi.

Baca Juga: Dampingi Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto, Pakar Sebut Erick Thohir Ikut Arahan Jokowi

Kemungkinan final dari semua ini, menurut Harits akan melihat hasil di putaran pertama. Jika Ganjar yang memiliki kemungkinan kalah jumlah suara oleh Prabowo, maka ketergabungan Ganjar dan Anies akan terjadi dengan beberapa catatan.

Diantaranya adalah persetujuan dari ketua umum partai pengusung Anies dan Ganjar, kebersediaan kedua Capres untuk mengalah, atau keputusan final dari Megawati Soekarnoputri dan Surya Paloh.

"Jika Ganjar-Anies itu cair bergabung, dipastikan secara Head to Head melawan Prabowo dipastikan menang. Begitu juga Ganjar-Prabowo bergabung melawan Anies dipastikan menang," kata Harits menutup pernyataannya.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah