Berkaca dari Pilpres Sebelumnya, Pengamat Sebut Koalisi Gemuk Bukan Jaminan Kemenangan

- 14 Agustus 2023, 21:47 WIB
Ilustrasi Pilpres 2024
Ilustrasi Pilpres 2024 /Pexels/Element5 Digital

 


PR TASIKMALAYA - Menjelang Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024, koalisi yang mengusung Bakal Calon Presiden (Bacapres) sudah banyak terlihat. 

Menanggapi hal ini, Pengamat Politik sekaligus Pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Mikhael Raja Muda Bataona menyinggung sebuah koalisi yang memiliki dukungan dengan jumlah Partai Politik terbanyak di dalamnya.

Menurutnya, koalisi yang kemudian disebutnya sebagai koalisi gemuk tidak menjadi jaminan kemenangan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Melainkan justru, koalisi gemuk memiliki kemungkinan untuk mendapat kekalahan.

Baca Juga: LINK NONTON My Lovely Liar Episode 5 Sub Indo: Ada Apa dengan Masa Lalu Kim Do Ha?

Hal tersebut berdasarkan pengalaman Pilpres 2014 lalu yang memperlihatkan koalisi yang mengusung Prabowo Subianto dengan jumlah dukungan Partai Politik terbanyak justru kalah oleh koalisi yang berisi sedikit Partai Politik yang mengusung Joko Widodo (Jokowi).

"Soal peluang menang, saya kira jumlah partai tidak menjamin. Meskipun koalisi gemuk ini percaya diri akan menang dalam Pilpres nanti, mereka juga bisa kalah karena Pilpres 2014 silam sudah pernah membuktikan itu."

Koalisi gemuk kalah dengan koalisi partai-partai kecil bersama PDIP. Ini yang jangan sampai menjadi 'De Javu' baru di Pilpres 2024," ucap Mikhael di Kupang, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Antara, Senin, 14 Agustus 2023.

Baca Juga: Resmi Pisah, Aji Santoso Hormati Keputusan Manajemen Persebaya

Lebih lanjut, Mikhael membeberkan fakta bahwa Pilpres merupakan arena pertarungan ketokohan dan figur. Maka, pertarungan partai yang berada dalam koalisi tak terlalu berpengaruh.

Terlebih, menurutnya pada kenyataannya kelompok pemilih di Indonesia yang memilih berdasarkan pilihan Partai Politik memiliki jumlah yang sedikit. Sebab begitu banyak pemilih yang memilih Capres hanya karena figurnya semata. 

"Ini pertarungan figur, ketokohan, track recordpersonal branding, profil, dan kapabilitas yang dicitrakan tentang figur Presiden. Bukan pertarungan partai dan kekuatan koalisi serta jumlah koalisi.Segmen pemilih yang biasanya konsisten pada Capres pilihan partai itu tidak banyak. Jumlahnya sedikit, dan itu kebanyakan hanya ada pada partai seperti PKS dan PDIP yang sangat terinstitusionalisasi secara ideologis," tuturnya menambahkan.

Halaman:

Editor: Wulandari Noor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x