Network
PR TASIKMALAYA – Dalam rangka peringatan Hari Pers Nasional 2023 yang digelar pada 9 Februari 2019, Pengamat Budaya dan Teknologi Digital dari Universitas Indonesia (UI), Firman Kurniawan, menyampaikan kepada para pers untuk lebih disiplin dalam melakukan verifikasi berita. Hal tersebut disampaikan guna menghindari bahaya dari informasi yang dimanipulasi melalui pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) atau sering disebut Deepfake.
“Pers harus melakukan verifikasi. Pers harus membangun keterhubungan dengan objek informasi. Kita akan tahu, dengan adanya dialog ini akan saling menginformasi sebuah kebenaran,” ungkap Firman pada Rabu, 8 Februari 2023, yang dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.
Seperti yang kita tahu, Deepfake merupakan kegiatan manipulasi foto dan video dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan.
Deepfake bisa mengubah konten, dimana seseorang seolah-olah mengatakan dan melakukan hal tersebut, akan tetapi faktanya tidak mengatakan apapun.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Yuk, Pilih Gambar Matahari Terbenam yang akan Ungkap Sifat Kepribadian Kamu!
Salah satu bahaya dari salah satu kejahatan digital ini yaitu bisa membuka peluang timbulnya disinformasi atau hoax di tengah masyarakat yang mungkin bisa memunculkan kerugian dan bisa memicu konflik.
Maka dari itu, Firman mewanti-wanti kepada para pers untuk mewaspadai mengenai informasi-informasi yang dimanipulasi oleh teknologi kecerdasan buatan tersebut.
Guna menghindari hal tersebut, para pers harus melakukan disiplin verifikasi, tidak menelan mentah-mentah informasi yang diperoleh baik dari bentuk video, foto, ataupun rekaman yang tidak jelas asal usulnya.
Baca Juga: Pandangan Pelatih Dewa United FC Tentang Borneo FC Samarinda Jelang Laga Pekan ke-23 BRI Liga 1
