Cerita Kegiatan Ramadhan Warga Badui Mualaf, dari Mengaji hingga Rutin Dengarkan Tausiah

- 17 Mei 2020, 16:55 WIB
SEORANG wisatawan berfoto bersama seorang warga baduy dalam, di kawasan pintu masuk Kampung Adat Baduy, Ciboleger, Banten, Senin, 3 Desember 2018 lalu.*/ADE BAYU INDRA/PR
SEORANG wisatawan berfoto bersama seorang warga baduy dalam, di kawasan pintu masuk Kampung Adat Baduy, Ciboleger, Banten, Senin, 3 Desember 2018 lalu.*/ADE BAYU INDRA/PR /Ade Bayu Indra/

PIKIRAN RAKYAT – Selama bulan Ramadhan, masyarakat Badui di Kabupaten Lebak, Banten yang memeluk agama Islam atau mualaf rutin melaksanakan pengajian.

Warga Badui yang berada di pemukiman Kampung Landeuh, Desa Bojong Menteng, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten juga mulai membaca Al Quran hingga mendengarkan tausiyah yang disampaikan ustadz.

Baca Juga: Gandeng TVRI, Kemenag akan Laksanakan Sidang Isbat Idul Fitri pada 22 Mei 2020

"Kami merasa tenang setelah memeluk agama Islam, bisa belajar mengaji untuk memperdalam nash Al Quran, tauhid, fiqih, dan ibadah shalat lima waktu juga puasa Ramadhan dan shalat teraweh," kata Kesih Samsiah (40) seorang mualaf warga Badui saat ditemui Antara di kediamanya, Sabtu 16 Mei 2020.

Masyarakat Badui mualaf yang tinggal di Kampung Landeuh, Desa Bojong Menteng, difasilitasi Yayasan At Taubah BSD Tangerang dengan membangun 45 rumah, namun baru dihuni 35 rumah dengan 120 jiwa.

Baca Juga: Taati Aturan PSBB dan Antisipasi Covid-19, Seluruh Minimarket di Kota Tasikmalaya Tutup Lebih Cepat

Mereka tinggal di pemukiman itu sudah tiga tahun terakhir dengan lahan seluas lima hektare, termasuk pembangunan masjid.

Warga Badui mualaf itu selama Ramadhan, lebih memperdalam kajian ilmu agama Islam, disamping itu, anak-anak mereka mendapat bantuan dari yayasan untuk mengenyam pendidikan di sekolah umum dan pondok pesantren.

"Kami di sini bersama kaum ibu-ibu lainnya setiap hari menimba ilmu agama Islam melalui pengajian yang dipandu ustadz itu," jelasnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Jembatan Macau Bergoyang hingga Orang seperti Berada di Perahu? Ini Faktanya

Menurut Kesih, ia telah memeluk agama Islam sejak usia 15 tahun bersama kedua orangtuanya dan kini bersama suami bernama Sudin (40), warga Badui yang juga menjadi mualaf.

Ia memeluk agama Islam berawal orangtuanya yang tinggal di perumahan yang berada di luar kawasan hak ulayat masyarakat Badui dan menempati bangunan rumah yang menggunakan atap genteng dan tembok.

Penggunaan bangunan perumahan itu tentu bertentangan dengan adat Badui, sehingga orangtuanya sangat keberatan dengan adat tersebut hingga orangtuanya bernama Arman sekeluarga memeluk agama Islam.

Baca Juga: Pemkab Tasikmalaya Siapkan Bantuan Bagi Masyarakat yang Terlewat Jaring Pengaman Sosial

"Kami sekarang tinggal di pemukiman Kampung Landeuh dengan orangtua," kata Kesih.

Dalam pengajian yang disampaikan ustadz dan kiyai, mengajak untuk bertaqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya.

Disamping itu juga menebar kebaikan, kasih sayang, hidup damai, rukun juga toleransi hingga mencintai Tanag Air sebagi bentuk orang bertaqwa.

Baca Juga: Makna Awan Berbentuk Bunga pada Spongebob Squarepants Terungkap, Teori itu Jadi Viral di Medsos

Sebab, ciri-ciri orang yang beriman itu wajib beriman kepada Allah Swt dan Rasulnya juga patuh dan taat terhadap pemerintah.

Biasanya, pelaksanaan pengajian untuk kaum ibu-ibu dilaksanakan setiap hari mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB, sedangkan pengajian untuk kaum bapak-bapak digelar pukul 20.00 WIB sampai 22.00 WIB.

Namun, selama Ramadhan pengajian rutin dilaksanakan untuk menongkatkan keimanan kepada Allah Swt.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x