PR TASIKMALAYA - Jumhur Hidayat menyoroti sosok Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Jumhur Hidayat menyebut bahwa Anies Baswedan kerap mendapatkan bully atau perundungan dari sejumlah pihak.
Terkait dengan oligarki yang ada di pemerintah Indonesia, Jumhur Hidayat menjelaskan bahwa 290 orang anggota DPR adalah seorang pengusaha.
Hal tersebut membuat pemerintah menurut Jumhur Hidayat selalu membela orang-orang dengan uang yang besar dibandingkan dengan masyarakat kebanyakan.
Baca Juga: Tes Psikologi: Temukan Karakter Dirimu, Apakah Seorang Pemimpi, Kreatif, Optimis atau Romantis?
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari YouTube Hersubeno Point yang dibagikan pada 4 Desember 2021, Jumhur Hidayat menjelaskan bahwa Anies Baswedan kerap dibully lantaran ingin menaikan upah buruh.
"Jadi masalah apa, bully kepada Anies dikatakan begitu," ujar Wakil Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia tersebut.
"Karena menaikan upah buruh dengan layak dan berperikemanusiaan itu bukti bahwa oligarki memang sudah masuk dimana-mana," sambungnya.
Dijelaskan oleh Jumhur Hidayat bahwa terdapat para pengusaha di dalam pemerintahan.
"Masuk dalam kekuasaan baik di legislatif maupun di eksekutif, dan ini kan adalah katakan kaum intelek beberapa tahun lalu," jelasnya.
"290-an kalau tidak salah anggota DPR itu pengusaha, para kabinet itu pengusaha atau berafiliasi kuat dengan perusahaan," sambungnya.
Jumhur Hidayat menjelaskan bahwa pemerintah kerap membela orang-orang yang memiliki kepentingan.
"Ketika menerima masalah seperti ini, sekarang membela orang kecil sangat atau membela segelintir dengan uang besar," ungkapnya.
Baca Juga: Daftar Beasiswa Tahun 2022, Mulai dari S1, S2 dan S3 di Luar Negeri
"Akhirnya kekuasaan membela yang segelintir dengan uang besar," sambungnya.
Jumhur Hidayat juga menyeret terkait dengan penggusuran tanah adat yang menjadi kelapa sawit.
"Ini soal upah, tapi kan masyarakat adat yang digusur tanahnya untuk kelapa sawit. Kemudian penguasaan pengembangan wilayah-wilayah pemukiman, developer-developer dan sebagainya," ungkapnya.
"Itu kan bukti, bahwa sebetulnya ya seperti itu gitu loh. Oligarki ada di dalam dan sudah berkuasa kira-kira begitu," pungkasnya.***