Sementara itu, menurut Prof Tjandra vaksinasi memadai jika dibarengi mematuhi protokol kesehatan.
Pasalnya, menurutnya itu efektif mengurangi kemungkinan tertular atau setidaknya mengurangi kemungkinan jatuh sakit berat dan kematian.
Kemudian, vaksinasi juga akan mengurangi penularan di masyarakat sehingga situasi epidemiologi dapat terkendali.
Hal ini pada skala dalam negara dan antarnegara dalam situasi pandemi Covid-19.
"Dengan terbatasnya penularan di masyarakat, maka kita dapat berharap bahwa kemungkinan terjadinya mutasi baru dapat lebih kecil," terangnya.
Lebih lanjut, pakar FKUI itu berharap terdapat banyak varian obat Covid-19 oral, yang dapat digunakan pada 2022.
Dirinya menyebutkan misalnya Mol Upiravir buatan Merck, dan Paxlovid buatan Pfizer.
"Sepanjang 2022, maka dua obat ini tentu akan makin banyak diproduksi luas," sebutnya.