Terjadinya petir pada saat erupsi gunung berapi tidak jauh berbeda dari mekanisme petir yang biasa. Hanya saja, awan cumulunimbus yang menjadi “sarang” petir tergantikan oleh awan kepulan uap air, abu, debu, dan partikel vulkanik lain yang menyembur ke angkasa secara massif. https://t.co/omhXSgDoyq— BMKG (@infoBMKG) January 13, 2020
Adanya petir saat gunung erupsi dinamakan petir vulkanik, dimana sebagian besar atom-atom yanga walnya netral bertemu dengan energi bebas disertai suhu 1500 Kelvin.
Partikel mulai bertabrakan dengan satu sama lain dengan mentransfer muatan sama lain dan berubah menjadi massa positif atau negatif.
Baca Juga: Jalin Kerja Sama, UEA Hibahkan Pembangunan Grand Mosque Muhammad bin Zayyed di Indonesia
Jadi, penelitian yang dilakukan BMKG menunjukkan aktivitas erupsi gunung berapi bukan pemicu terjadinya petir tersebut.***