Network
PIKIRAN RAKYAT - Gunung Taal Filipina alami erupsi yang cukup besar pada Minggu, 12 Januari 2020 kemarin.
Lembaga Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) memberikan status level empat pada Gunung Taal.
Gunung Taal sempat mengeluarkan abu setinggi 10 hingga 15 kilometer ke langit yang menyebabkan orang sekitar harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Baca Juga: Senang Nostalgia? Ikutilah Festival Lagu Lawas Se-Kabupaten Garut 2020
Tak hanya erupsi, ledakan Gunung Taal terdengar hingga ke daerah sekitar dengan letusan yang ditandai dengan lava yang menyebur disertai kilatan petir.
Namun, mengapa sebuah gunung erupsi bisa juga mengeluarkan kilatan petir?
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter resmi BMKG, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut.
Baca Juga: 5 Makanan agar Tubuh Anak Tak Rentan Penyakit, Jaga Kesehatan Keluarga di Musim Hujan
"Terjadinya petir pada saat erupsi gunung berapi tidak jauh berbeda dari mekanisme petir yang biasa.
"Hanya saja, awal cumulonimbus yang menjadi 'sarang' petir tergantikan oleh awan kepulan uap air, abu, debu, dan partikel vulkanik lain yang menyebut ke angkasa secara massif," tulis BMKG.
