PR TASIKMALAYA – Novel Baswedan dalam kanal YouTube pribadinya kembali membahas perihal korupsi.
Kali ini Novel Baswedan bertanya kepada Mochamad Praswad perihal adanya dugaan harta pimpinan KPK yang bertambah secara tidak wajar.
Novel Baswedan juga bertanya kepada penyidik KPK., Mochamad Praswad perihal cara mengaudit kekayaan pimpinan KPK tersebut.
Mochamad Praswad menjelaskan pada Novel Baswedan soal cara melakukan audit terhadap kekayaan pimpinan KPK.
Baca Juga: Rocky Gerung Kritik Luhut soal Hotel di Jakarta Penuh dan Ekonomi Pulih, Singgung Karantina DPR
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari kanal YouTube Novel Baswedan yang ditayangkan pada 15 Desember 2021, Minggu lalu, Mochamad Praswad bersama timnya akan membentuk tim investigasi.
“Minggu lalu, kita sudah membentuk 1 tim investigasi, yang akan menelusuri harta-harta kekayaan para Pimpinan KPK, yang kita curigai kemarin, meningkat secara tajam,” ungkap Mochamad Praswad kepada Novel Baswedan.
Karena itulah, hal ini perlu untuk ditelisik secara betul apakah di dalamnya ada transaksi yang janggal atau tidak.
Hal itu termasuk juga yang berbau suap atau juga penerimaan yang tidak sesuai.
Baca Juga: Tanpa Gunakan Masker, Ribuan Orang Berunjuk Rasa di Selandia Baru Tolak Kebijakan Lockdown
Menurut Mochamad Praswad, hal-hal seperti itu nantinya akan diujikan kembali oleh timnya sejernih-jernihnya.
“Jangan sampai kita melakukan fitnah, tapi pimpinan KPK harus terbuka dan bersedia untuk kita kemudian diuji oleh publik,” kata Mochamad Praswad menjelaskan.
Hal ini perlu dilakukan sebagai bentuk konsekuensi pimpinan penegak hukum.
Pihaknya juga akan segera menyusun tim secepatnya untuk melakukan audit kepada Pimpinan KPK saat ini dari mulai Firli Bahuri hingga yang lainnya.
Baca Juga: Hubungan dengan Tiongkok Semakin Memburuk Karena Taiwan, Delegasi Lithuania Tinggalkan Negara Tirai Bambu
Audit nanti terkait harta yang telah didaftarkan di LHKPN dan juga yang belum didaftarkan.
Mochamad Praswad juga meminta kesediaan dari pimpinan KPK jika ada timnya yang datang ke rumahnya untuk mengaudit hal tersebut.
Menurutnya, ini merupakan cara berpartisipasi publik dan sebagai bentuk transparansi.
Transparansi itu untuk menunjukkan harta pimpinan KPK saat ini sesuai dengan apa yang dimiliki dan tidak ada kaitan dengan korupsi.***