Baca Juga: 7 Jenis Tanaman Hias yang Cocok Untuk Diletakkan di Kamar Mandi, Ada Asparagus dan Lili
Menurutnya kemungkinan besar penyebab berasal dari faktor eksternal yaitu curah hujan yang tinggi.
Hal tersebut terjadi karena adanya catatan kegempaan relatif rendah.
Selain itu, ditemukan juga adanya aktivasi suplai magma dan material yang terjadi selama bulan November hingga 3 Desember 2021.
“Dari sisi kegempaan ini relatif rendah, tidak ada asosiasi dengan peningkatan adanya supply magma atau batuan permukaan,” paparnya.
Baca Juga: Salah Satunya Libra, 3 Zodiak Ini Jadi yang Paling Sial Tahun Depan!
“Aktivitas Gunung Semeru ini sebetulnya tidak ada aktivitas yang berlebihan dari kegempaan yang memperlihatkan adanya supply magma itu relatif biasa saja seperti sebelum-sebelumnya,” sambung Eko.
Eko menambahkan, timnya akan melakukan pengamatan aktivitas Gunung Semeru selama 24 jam.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk berjaga-jaga apabila tiba-tiba terjadi adanya peningkatan.
“Kalau sewaktu-waktu ada peningkatan dari aktivitas Gunung Semeru, nanti akan kami informasikan, koordinasikan pada bapak ibu dari BPBD, BNPB, dan pemerintah daerah supaya bisa mengantisipasi tindakan selanjutnya,” ujarnya.