Network
PR TASIKMALAYA – Sikap KSAD Dudung Abdurachman beberapa waktu lalu sempat menjadi sorotan publik.
Bagaimana tidak, KSAD Dudung Abdurachman dengan berani mencabut baliho bergambar Habib Rizieq Shihab (HRS).
Sontak, upaya yang dilakukan KSAD Dudung Abdurachman tersebut menuai pro dan kontra.
Lantas apa sebenarnya yang melatar belakangi sikap KSAD Dudung Abdurachman, yang berani mencabut baliho HRS?
Baca Juga: Tak Ingat Tanggal Lahir Gala Sky, Begini Respon Doddy Sudrajat: Daddy Aja Enggak Tahu...
Berikut penuturan KSAD Dudung Abdurachman seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com darikanal YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah 30 November 2021.
“Kan kemaren kan saya masuk ke Kodam Jaya itu, saya lihat baliho (HRS) bergelimangan,” tuturnya.
KSAD Dudung Abdurachman juga merasa heran dengan berbagai seruan yang disuarakan oleh HRS.
“Udah gitu, nada-nadanya kok seruan-seruan jihad, revolusi akhlak lah,” ujarnya.
Baca Juga: Tiga Zodiak yang Merupakan Pecinta Binatang Menurut Astrologi
Hingga akhirnya, KSAD Dudung Abdurachman segera memelajari apa yang sebenarnya terjadi.
Terlebih lagi, KSAD Dudung Abdurachman memelajari berbagai video seruan-seruan HRS.
“Saya pelajari apa ini? Ya kemudian, saya pelajari juga video-video sebelumnya apa yang dilakukan Rizieq Shihab itu,” katanya.
Setelah melihat video tersebut, KSAD Dudung Abdurachman benar-benar tak habis pikir.
Baca Juga: Selamat! Awkarin Resmi Dilamar Gangga Kusuma di Hari Ulang Tahunnya yang ke-24
Bagaimana mungkin seorang warga negara berani mengatakan presiden dengan kata-kata yang tidak bagus.
“Saya lihat itu, Beraninya sekali, mengatakan presiden kita dengan kata-kata yang tidak bagus sebagai warga negara,” bebernya.
“Mengganti nama presiden kita dengan yang tidak bener,” sambung KSAD Dudung Abdurachman.
Mendapati apa yang dilakukan HRS, KSAD Dudung Abdurachman benar-benar dibuat geram.
“Mendidih darah saya tuh kayak gitu. Panas sudah,” tuturnya.
Hingga akhirnya, dia berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait untuk melakukan baliho-baliho tersebut.
Selain itu, KSAD Dudung Abdurachman juga heran soal sikap FPI yang berani mendatangi kantor Satpol PP.
Tak main-main, sejumlah 338 orang anggota FPI mendatangi kantor Satpol PP untuk memasang kembali baliho tersebut.
Baca Juga: Tak Disangka, Sepak Bola Kurang Populer di 10 Negara Ini
“Kita dapat 338. Bayangkan itu kantor Satpol PP di Jakarta Utara didatangi oleh FPI dan suruh masang lagi (baliho) jam 11 malem, kan gendeng,” pungkasnya.***
