PR TASIKMALAYA - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menanggapi kritik dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) soal "The King of Lip Service".
Yang menjadi perhatian Presiden Jokowi adalah cara atau sopan santun BEM UI mengkritik dirinya.
Atas hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah melontarkan sindiran kepada Presiden Jokowi.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 30 Juni 2021: Gery Bertemu Al dan Andin hingga Elsa Memohon-mohon Hal ini!
Fahri Hamzah menyampaikan kepada Presiden Jokowi untuk tidak membesar-besarkan sopan santun.
Karena menurutnya, sopan santun menjadi salah satu penyebab kemerdekaan Indonesia tertunda.
Fahri Hamzah menyampaikan sindirannya itu melalui akun Twitter-nya @Fahrihamzah pada Rabu, 30 Juni 2021.
Baca Juga: Ketersediaan Langka, Harga Oksigen di Kota Jakarta Merangkak Naik Akibat Covid-19
"Jangan terlalu membesar-besarkan sopan santun," cuit Fahri Hamzah seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.
"Sebab itu dulu yang bikin kemerdekaan kita tertunda berabad-abad," sambungnya.
Politisi Partai Gelora itu pun menyampaikan apabila disuruh memilih antara sopan dan benar.
Maka Fahri Hamzah akan memilih menjadi benar daripada menjadi sopan.
"Kalau saya disuruh milih: menjadi benar atau sopan, saya pilih menjadi benar meski dianggap enggak sopan," ungkap Fahri Hamzah.
"Di tempat kita banyak orang sopan tapi nggak benar. Atau bersembunyi di balik sopan santun padahal salah," lanjutnya.
Baca Juga: Di hadapan Denise Chariesta, Iis Dahlia Layangkan Kritik untuk Lagu ‘Gila’: Nggak Enak!
"Tentu ideal adalah benar dan sopan tapi kadang kita harus milih," tambah Fahri Hamzah.
Diketahui sebelumnya, BEM UI menganggap bahwa Presiden Jokowi The King of Lip Service.
Karena antara pernyataannya atau bahkan janjinya tidak sesuai dengan kenyataan yang dilakukan.
Baca Juga: Ungkap Harga Operasi Hidung yang Dilakukan, Ivan Gunawan: Mahal, Pake Kuping
Atas hal itu, Presiden Jokowi pun menanggapi kritik dari BEM UI itu.
Menurutnya, ia sudah terbiasa dengan kritik menggunakan berbagai istilah seperti plunga-plongo hingga The King of Lip Service.
Namun, yang menjadi perhatiannya bukanlah subtansi dari kritik BEM UI melainkan terkait sopan santun dalam menyampaikan kritik.***