Rocky Gerung coba menganalogikan kasus ini dengan gejala politik di negeri Paman Sam, Amerika Serikat.
“Di Amerika Serikat, ketua partai Demokrat, dan juga Republik tidak mencoba menjadi presiden. Mereka cari tokoh lain untuk dicalonkan, karena ini masalah popularitas,” tutur Rocky Gerung.
Baca Juga: Lagi-lagi, Nagita Ngidam Ala Sultan, Raffi Ahmad Coba Bak Mandi Rp200 Juta?
“Ganjar terlalu terlihat ambisinya, bagi saya itu enggak ada soal,” ujarnya menyambung.
Rocky Gerung melanjutkan, dirinya lebih melihat ini sebagai suatu praktik demokrasi, bukan masalah internal partai.
“Inti dari demokrasi itu kan berkompetisi,” ucap Rocky Gerung.
Hersubeno Arief menanggapi Rocky Gerung. Dirinya yang seorang jurnalis senior tersebut pernah membuat sebuah tulisan berjudul ‘Waspadai Ganjar Pranowo’.
“Perbedaan Jokowi dengan Ganjar adalah, yang pertama memasang ekspresi biasa saja, namun, Ganjar terlihat bekerja keras, bisa dilihat juga medsosnya,” kata Hersubeno Arief.
“Demokrasi gak peduli mau dia pintar, atau sok pintar, yang penting dipilih,” ucap Rocky Gerung menimpali.