“Bagaimana bisa mengajarkan sejarah kepada bangsaini jika penulis dan pejabat kesejarahan bangsa alpa dengan pelaku sejarah dan pendiri NKRI,” tulisnya.
Diketahui sebelumnya, penyusuan atau penulisan kamus sejarah Indonesia mendapat berbagai kritikan dari masyarakat.
Hal tersebut dikarenakan dalam Kamus Sejarah Indonesia itu, salah satu tokoh ulama yang ikut berjuang di masa kemerdekaan Indonesia tidak ada di dalam buku tersebut.
Tokoh tersebut adalah ulama pendiri organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari.
Hilangnya nama KH Hasyim Asy'ari dari kamus sejarah Indonesia mendapat kritik keras dari masyarakat, terutama kalangan NU.
Atas dasar hal tersebut, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid pun mengaku bahwa pihaknya melakukan kesalahan.
Namun, menurutnya kesalahan dalam penyusunan Kamus Sejarah Indonesia itu bukanlah sebuah unsur kesengajaan.
"Terjadi keteledoran yang mana naskah yang belum siap kemudian diunggah ke laman Rumah Belajar," ucap Hilmar Farid.***