Ferdinand Hutahaean menuturukan kaum radikal dan teroris kerap menggunakan simbol, atribut yang mengidentifikasikan berkaitan dengan agama tertentu dan Arab.
Jika tidak ingin dikaitkan atau diidentikan dengan Arab ataupun agama tertentu maka, Ferdinand Hutahaean menilai teroris dan kaum radikal tidak menggunakan Bahasa Arab atau agama tertentu.
“Coba sesekali imbau juga kaum radikal dan teroris,” kata Ferdinand Hutahaean.
“Itu gunakan simbol-simbol atribut atau aksesoris yang identik dengan Arab atau agama tertentu supaya Arab dan bahasa-bahasanya tidak terbawa-bawa,” tambahnya.
Baca Juga: Supir PPK Bansos Covid-19 Ungkap, Uang Rp 2 Miliar untuk Sewa Pesawat Pribadi Pejabat Kemensos
Sebelumnya Fahri Hamzah dalam cuitan @Fahrihamzah menyampaikan permintaanya soal penghentian istilah bahasa Arab untuk mengidentifikasi teroris.
“Saya usul dihentikan penggunaan kata-kata; kelompok, jaringan, dan lain-lain,” ujar Fahri Hamzah.
“Apalagi memakai bahasa Arab; jamaah, amaliyah, asharullah, dan lain –lain,sebut mereka teroris saja,” tambahnya.***