Network
“Problemya, statement (presiden) kadang beda seperti cuaca. Berubah-ubah. Memang pak Jokowi tidak berminat, tapi (sudah) ada agenda lain di lapangan seperti koalisi-koalisi,” ujar Haris Azhar, dikutip PORTAL JEMBER dari postingan twitter @MataNajwa.
Meski tak bisa memastikan Jokowi tetap menolak wacana presiden tiga periode atau tidak, Haris Azhar menyebut ada kemungkinan Jokowi bakal didaulat.
Baca Juga: Olahraga Tidak Mampu Membuat Anda Kurus? Benarkah? Berikut Ulasanya
“Ada yang tidak sinkron antara pernyataan presiden dengan proses politik yang terjadi. Dia nanti mungkin akan menolak tapi akan tetap didaulat,” tuturnya.
Oleh karena itu, Haris Azhar berpesan Jokowi harus bisa merepresentasikan lembaga kepresidenan dengan baik di hadapan publik.
“Jokowi harus paham, dia merepresentasikan lembaga kepresidenan. Lembaga ini, dia harus bisa diuji dan dipertarungkan,” ungkap Haris Azhar dengan tegas.
Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka di Jawa Barat Direncanakan Berlangsung Juli 2021, Pastikan Guru Divaksinasi
Dia juga mengungkapkan Jokowi harus memahami agenda pembangunan sampai tahun 2025 mendatang karena pembangunan harus dilakukan secara partisipatif.
“Harusnya dia memastikan, ada agenda sampai 2025, memastikan semua bisa berpartisipasi dalam pembangun-pembangunan,” imbuhnya.
Hal ini disampaikan Haris Azhar lantaran menilai program yang dilakukan Jokowi masih belum sepenuhnya melekat dengan pembangunan yang partisipatif.
