PR TASIKMALAYA - Politisi Partai Demokrat, Andi Arief menyorot soal video yang meliput reaksi emosional Darmizal dalam konferensi pers Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB).
Dalam video viral tersebut, Darmizal diketahui itu menangis lantaran menyesal pernah menjadi tim buru sergap untuk memenangkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Dalam cuitan yang diunggah di akun Twitter pribadinya @AndiArief_ID, Andi Arief mengungkapkan bahwa alasan sebenarnya yang membuat Darmizal menangis adalah karena janjinya kepada Moeldoko untuk dapat bisa mendaftarkan hasil KLB ke KemenkumHAM tidak dapat dipenuhi.
“Mengapa Darmijal nangis? Karena janjikan Moeldoko 9 Maret data KLB abal2 bisa didaftarkan elektronik di kumham," ujar Andi Arief.
"Saat mendaftarkan, data tidak bisa diinput,” sambung Andi Arief melalui akun Twitter pribadinya, Kamis, 11 Maret 2021 sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.
Lebih lanjut, Andi Arief juga menjelaskan bahwa kenapa data tersebut tidak dapat diinput adalah karena keabsahan pemecatan dan peserta kongres.
“Karena perselisihan dari mulai pemecatan keabsahan peserta kongres dan jumlahnya di Mahkamah partai. Puput harapan,” tambahnya.
Usai menanggapi video viral tersebut, Andi Arief kemudian juga menuliskan beberapa cuitan yang menjelaskan soal perbedaan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang saat ini tengah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Dengan sosok KSP Moeldoko yang telah diangkat juga menjadi Ketua Umum Partai Demokrat melalui prose Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang.
Sebagai pendukung kubu AHY, Andi Arief mennyebut bahwa AHY merupakan sosok pemimpin di Demokrat yang telah diuji sebelumnya sebagai kader partai Demokrat terutama dalam Pilkada 2016, 2018 hingga Pileg 2019.
“AHY masuk daftar ke Demokrat tahun 2016 saat Pilkada DKI. Karena Ibu Ani sakit dan AHY harus menjaga, Partai menugaskan padanya sekaligus menguji dalam tugas pemenangan Pilkada 2018 dan Kogasma saat Pileg 2019," ujarnya.
"Diuji dulu sebagai kader, tidak ujug-ujug. Ini beda dengan Pak Moeldoko,” sambung Andi Arief.
Lebih lanjut, Andi Arief menyebut bahwa AHY telah berjuang dengan turun ke banyak dapil pemilihan untuk menaikkan suara sebelum Pileg hingga menaikkan persentase elektabilitas Partai Demokrat 7,8 persen dari angka sebelumnya yakni 4 atau 5 persen.
Dalam kondisi tersebut, Andi Arief lantas menyebut bahwa Darmizal, Marzuki Alie hingga Moeldoko yang merupakan kubu KLB tidak akan mau tahu soal situasi tersebut.
“Meski sulit, pileg 2019 Demokrat dapat 7,8 persen. AHY turun ke banyak dapil pemilihan naikkan suara Sebelum pileg semua lembaga survey sebut elektabilitas Demokrat kisaran 4 sampai 5 persen," ujarnya.
"Darmijal, Pak @marzukialie_MA apalagi Moeldoko tak pernah mau tahu situasi partai saat itu,” tambahnya.
Tak cukup sampai disitu, Andi Arief juga menyebut soal AHY yang menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Demokrat untuk mengisi kekosongan jabatan karena adanya Waketum yang mengundurkan diri.
Sehingga, Andi Arief kembali menegaskan dan menyebut bahwa AHY memang berbeda dengan Moeldoko yang tak pernah berkeringat dan berjuang di Partai Demokrat.
Baca Juga: Segera Cek! Begini Cara Lihat Daftar Penerima Manfaat BLT Dana Desa, Kamu Salah Satunya?
“Setelah Pileg 2019, AHY dalam perubahan susunan pengurus menjadi waketum Partai, Mengisi kekosongan jabatan wakil ketua umum karena mengundurkan diri," pungkasnya.
"Susunan pengurus baru itu disetujui juga dengan SK menteri Kumham. Jadi AHY beda lagi dengan Moeldoko yang tak berkeringat di Demokrat,” sambungnya.
Mengapa Darmijal nangis?
Karena janjikan Moeldoko 9 Maret data KLB abal2 bisa didaftarkan elektronik di kumham.
Saat mendaftarkan, data tidak bisa diinput. Karena perselisihan dari mulai pemecatan keabsahan peserta kongres dan jumlahnya di Mahkamah partai.
Puput harapan.— AndiArief_ID (@AndiArief_ID) March 10, 2021
***