PR TASIKMALAYA – Minggu, 7 Maret 2021 Ketua serta perwakilan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Demokrat, yang berasal dari 34 provinsi di seluruh Indonesia berkumpul di Jakarta.
Kehadiran Ketua serta perwakilan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Demokrat tersebut, untuk menyatakan kesiapannya membantu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam melawan hasil Konferensi Luar Biasa (KLB).
Mereka yang hadir secara terang-terangan menyatakan kesetiaannya kepada Partai Demokrat dan AHY, sebagaimana diketahui sebelumnya, AHY secara sah menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Kongres Partai Demokrat V tahun lalu.
Baca Juga: Sebut KLB Moeldoko Gaya Lama Orba, Andi Mallarangeng Beberkan Peristiwa Terbentuknya PDIP Megawati
Baca Juga: Tegas Tolak KLB Demokrat Medan, KNPD Jawa Barat: Kita Bersedia Menjadi Barisan Terdepan Amankan AHY
Emil Elestianto Dardak yang merupakan Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, terpilih menjadi pimpinan pengurus daerah pertama yang dipanggil AHY, untuk menyatakan janji setianya kepada Partai Demokrat dan AHY.
Setelah Emil Elestianto Dardak, pernyataan janji setia pun dilanjutkan dengan ketua atau perwakilan dari berbagai daerah, dan ditutup dengan Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Papua Barat, Abdul Faris Umlati.
Sesi penyampaian janji setia oleh para pengurus partai di daerah, diapresiasi oleh AHY. Sikap yang ditunjukan tersebut merupakan cerminan bahwa pengurus Partai Demokrat di daerah tetap solid. Meski kini hadir ketua beserta pengurus tandingan yang terbentuk saat KLB.
Baca Juga: Anggap KLB Partai Demokrat Langgar UU dan AD/ART Parpol, Mardani Ali Sera: Pelecehan Hukum
AHY menuturkan, pertemuan tersebut merupakan suatu bentuk upaya untuk merapatkan barisan, sebagaimana diketahui sejumlah anggota dan mantan pengurus Partai Demokrat menggelar KLB, yang dinilai AHY ilegal dan inkonstitusional.
“Temanya sudah jelas, kami rapatkan barisan karena partai kami sedang menghadapi tantangan,” tutur AHY seperti yang dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari ANTARA pada Minggu, 7 Maret 2021.
“Tetapi bukan sekedar menjaga kedaulatan dan kehormatan Partai Demokrat, tetapi ada masalah yang lebih serius di negeri ini, yaitu matinya demokrasi,” tegas AHY.***