"Spontanitas euforia dan histeria yang tak direncanakan," pungkasnya.
Kerumunan di NTT itu bukan kerumunan yg direncanakan. Tp faktanya adlh @jokowi datang menuju lokasi peresmian, dan warga berdiri menyambut. JKW kemudian menyapa warganya, krn tak mgkn JKW berlalu tak bertegur dgn warga krn prokes.
Ayolah gunakan nalar sehat mencerna peristiwa.— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) February 24, 2021
Dalam unggahan sebelumnya, Ferdinand Hutahaean juga menyampaikan bahwa tidak mungkin histeria yang spontan itu dilarang.
"Euforia dan histeria spontan itu tak mungkin dilarang," tuturnya.
Dirinya juga menegaskan, bahwa tidak mungkin warga dikunci di rumahnya masing-masing.
Baca Juga: Kritik Ganjar Pranowo Soal Pencitraan, Iwan Sumule Juga Beri Komentar atas Kerumunan Jokowi
"Tak mungkin warga dikunci di rumah agar tak berkerumun menyambut presiden yg mrk cintai," tegasnya.
Pres @jokowi tampak berkali2 menunjuk pd masker yg digunakannya, pesannya agar warga jg gunakan masker.
Euforia dan histeria spontan itu tak mgkn dilarang dan tak mgkn warga dikunci di rumah agar tak berkerumun menyambut presiden yg mrk cintai.
Lihat JKW menunjuk maskernya ???????? pic.twitter.com/YQf9FrpSY2— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) February 24, 2021
Menurutnya peristiwa tersebut hampir sama dengan kepulangan HRS di bandara yang spontan disambut oleh pengikutnya.
"Peristiwa euforia dan histeria spontan penyambutan itu sama juga dengan kondisi ketika Rizieq Sihab disambut pendukungnya dari Bandara,"tuturnya dikutip Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com dari akun Twitternya @FerdinandHaean3.
Peristiwa kepulangan HRS di bandara yang di sambut pengikutnya menurut Ferdinand Hutahaean itu bukanlah kesalahan HRS.